Arab Saudi Buka Peluang Kerjasama Ketenagakerjaan Sektor Formal

author optikaid

- Pewarta

Senin, 01 Nov 2021 20:46 WIB

Arab Saudi Buka Peluang Kerjasama Ketenagakerjaan Sektor Formal

i

Arab Saudi Buka Peluang Kerjasama Ketenagakerjaan Sektor Formal

Optika.id-Pemerintah Indonesia merespons positif tawaran Arab Saudi untuk meningkatkan penempatan tenaga kerja sektor formal di kawasan tersebut.

Tawaran tersebut dikemukakan oleh Menteri Menteri SDM dan Pembangunan Sosial, Arab Saudi, Ahmed Al-Rajhi ketika bertemu dengan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pada Kamis (28/10/2021).

Baca Juga: Hidrogen Alternatif Bahan Bakar yang Bagus

Dalam pertemuan tersebut, Ahmed Al-Rajhi menawarkan pembentukan kerja sama kedua negara di bidang penempatan tenaga kerja sektor formal dalam skema professional examination. Pihak Arab Saudi menyampaikan harapan agar Indonesia dapat berpartisipasi dalam skema tersebut.

 "Kami menyambut baik tawaran pihak Arab Saudi tersebut dan telah menyampaikan kesediaan untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan pihak Arab Saudi, " kata Ida, dikutip dari keterangan resminya, Senin (1/11/2021).

Ida menambahkan kebijakan pemerintah terkini yakni berupaya meningkatkan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor formal.

Pertemuan bilateral dengan Arab Saudi menyepakati beberapa hasil diantaranya pembentukan kerja sama penempatan dan pelindungan pekerja migran di sektor formal dalam skema professional examinations dan mengevaluasi Technical Agreement terkait Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK).

"Kami sepakat akan membentuk joint working group antara Indonesia dengan Arab Saudi untuk  menindaklanjuti proses pelaksanaan proyek [one channel system /SPSK]," ujarnya. 

Menaker menambahkan pembahasan lainnya yakni mengenai tindak lanjut tawaran Pemerintah Arab Saudi terhadap rencana kerja sama penempatan tenaga kerja professional, khususnya penempatan non-domestic workers.

Baca Juga: Kenali Tiga Kuliner Fermentasi Asal Asia yang Sudah Mendunia, Ada Khas Indonesia!

"Pemerintah Arab Saudi memerlukan tenaga perawat sekitar 20.000 yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris atau Bahasa Arab," tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lebih lanjut, ia mengatakan pertemuan dengan Ahmed Al-Rajhi juga menyinggung tiga permasalahan. Pertama, soal hak perlindungan dan lingkungan. Poin pertama ini menyangkut inisiatif reformasi ketenagakerjaan, otentikasi kontrak kerja, proyek atase tenaga kerja, dan program pelindungan pengupahan.

Kedua, tentang transformasi digital, yakni portal pasar tenaga kerja terpadu Qiwa, program verifikasi keterampilan dan penyelesaian sengketa ekosistem Wedy.

Pembahasan ketiga mengenai pekerja domestik yang terkait otentikasi aplikasi rekrutmen, asuransi kontrak, dan program pelindungan pengupahan.

Baca Juga: 78 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Terseok-Seok

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU