Jakarta (optika.id) - Hasil Pilpres yang nampaknya dipaksakan agar memenangkan pasangan Prabowo- Gibran merupakan ambisi Jokowi untuk memaksakan kehendaknya kepada rakyat. Pengamat politik yang juga aktivis Reformasi 98 Andrianto Andri menyatakan hal itu, Sabtu, (17/2/2024).
Dia menanggapi pernyataan mantan Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto yang mengungkapkan kesombongan Jokowi.
Baca Juga: Presiden Prabowo akan Hadiri Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang
Andi bercerita, dua hari sebelum Prabowo-Gibran dideklarasi dia dipanggil Jokowi. Kepada dia dan beberapa orang, Jokowi menyatakan tiga hal yaitu Prabowo akan menang di Pilpres, PSI akan masuk Parlemen dan suara PDI-P akan turun dalam Pileg.
Andri meyakini pernyataan Andi itu bisa dipercaya. Sebagai Mensesneg periode awal Jokowi dan Gubernur Lemhanas, ucapan Andi Widjajanto bukanlah kaleng-kaleng. Kita percaya Andi bukan seorang pembohong, kata salah seorang deklarator KAMI itu.
Ditambahkannya, info dari Andi bukan hal yang baru. Sedari awal Jokowi memang sudah mendisain yaitu sejak Februari 2022 bahwa pemilu akan dimenangkan pihaknya. Dia melakukan itu hanya untuk meyakinkan investor IKN.
Baca Juga: Kado Awal Tahun: UMP Naik 6,5 Persen, Kesejahteraan Guru Meningkat Signifikan di 2025
Tenangkan investor
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Makanya, tambahnya, kemenangan paslon pilihannya ditambah putranya sebagai cawapres hanyalah untuk menenangkan investor Ibu Kota Nusantara (IKN) bahwa situasi dan kondisi masih di bawah kendali dia walau presiden sudah dipegang orang lain.
Seperti Dirty Vote bilang, skenario ini sudah di rancang jauh hari. Tidak canggih juga sih, publik bisa menilai kasat mata. Pilpres ini sekadar untuk amankan proyek mercusuar Jokowi, kata Andri yakin.
Baca Juga: Rezim Gemoy Tapi Duit Cupet
Jadi, tambahnya, yang dinyatakan Andi Widjajanto bila suatu ketika berkorelasi dengan kecurangan terstruktur, sistematis dan masif (TSM), Maka paslon 02 bisa didiskualifikasi.
Jadi sangat disayangkan ada deklarasi kepagian seolah sudah menang, yang akhirnya negera sahabat terprovok beri ucapan selamat. Kecurangan dan kecilikan dibuat menjadi satu, katanya.
Editor : Pahlevi