Perjuangan Caleg PKB Sampang Cari Keadilan Usai Suaranya Nol di TPS Sendiri

author Eka Ratna Sari

- Pewarta

Selasa, 27 Feb 2024 09:19 WIB

Perjuangan Caleg PKB Sampang Cari Keadilan Usai Suaranya Nol di TPS Sendiri

Sampang (optika.id) - Ayunda Ratna Amelia, seorang caleg PKB dari Sampang, merasa tidak adil dengan hasil suaranya di Pileg 2024. Dia mengklaim bahwa suaranya dicuri dan tidak terhitung, bahkan di TPS tempat dia mencoblos. Dia pun melakukan protes ke PPK dan menyebarkan videonya di media sosial.

Kalau ternyata data C1 tidak sesuai dengan hasil kotak suara itu saya siap dihukum. Kita ini benar satu partai tapi jangan dizalimi. Di TPS saya sendiri TPS 6 (Banyuates) itu tidak ada suara saya, keluarga saya nyoblos pun tidak ada, tegas Ayu di depan PPK dan saksi dari PKB dalam video tersebut.

Baca Juga: Daftar Injury Time, Cak Imin Antar Luluk-Lukamanul ke Kantor KPU Jatim!

Ayu, yang maju di Dapil III Banyuates-Ketapang, Sampang, mengatakan bahwa dia memiliki banyak pendukung yang memberikan bukti foto surat suara yang memilihnya. Namun, karena tidak ada saksi di TPS, suaranya tidak tercatat dan bahkan menjadi nol.

Lalu ke mana larinya suara itu? Yang saya permasalahkan itu bukan persoalan banyak atau tidaknya suara saya, tetapi persoalan tegaknya keadilan, ucap Ayu, dilansir dari detikJatim, Sabtu (24/2/2024) lalu.

Keluarga Ayu juga menyuarakan ketidakpercayaan mereka terhadap hasil suara tersebut. Mereka sangat sedih dan kecewa dengan nasib putri mereka.

Ayaah Ayu, Budianto, yang merupakan mantan kepala desa, tidak bisa menerima bahwa putrinya tidak mendapat suara sama sekali. Dia yakin bahwa warga desanya pasti memilih Ayu. Dia juga mengaku banyak berkomunikasi dengan teman-temannya yang masih setia kepadanya.

Yang namanya anak pasti saya mendukung sepenuhnya. Jadi di luar komunikasi ayu dengan temannya, saya sendiri banyak berkomunikasi dengan teman-teman semasa jadi kepala desa dulu, mana mungkin nol, kata Budiato, dilansir dari detikJatim, Senin (26/2/2024).

Budianto menduga bahwa suara Ayu disalahgunakan dan dialihkan ke caleg lain.

Jangankan di TPS tempat Ayu mencoblos, sebagai mantan kepala desa saya yakin banyak (perolehan suara putrinya). Soalnya masih banyak (pendukung saya yang) loyal. Jadi tidak mungkin kosong, apalagi saya punya banyak kolega juga di luar Desa Banyuates, ujar Budiono.

Baca Juga: Makin Kuat, PBNU Desak PKB Tentang Peran Ulama di Partai

Nurhotimah, ibu Ayunda, juga merasa syok dan tidak masuk akal dengan perolehan suara putrinya. Dia menilai bahwa putrinya, yang merupakan kader Muslimat, pasti mendapat dukungan dari sesama kader di Banyuates.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saya tidak yakin masyarakat Banyuates tidak ada yang memilih anak saya. Apalagi (anak saya) kader Muslimat. Yang bikin tidak masuk akal ini sampai semua suara, bahkan di TPS sendiri suara kami dicuri, ucap Nurhotimah.

Meski menyadari bahwa peluang putrinya menjadi legislator sangat kecil, Nurhotimah tetap berharap bahwa suara Ayu yang diperoleh dengan kerja keras bisa dikembalikan.

Saya tidak berharap anak saya jadi, tapi suara murni yang diperoleh dari kerja keras Ayu dan keluarga harusnya dikembalikan, tandasnya.

Baca Juga: Survei SMRC: Pemilih PKB, NasDem dan PKS Pilih Anies Jika Bersanding dengan RK

Sementara itu, Ketua PPK Kecamatan Banyuates Musliono mengakui adanya protes dari Ayu. Namun, dia menyarankan agar protes tersebut dilakukan di tingkat TPS, bukan di PPK.

Kalau protesnya di PPK, data yang disandingkan bukan data pencoblosan tapi harus salinan C1 PPS. Kalau kemudian di tingkat kecamatan ini memprotes kejadian di tingkat TPS, nggak akan selesai. Seharusnya peserta pemilu ini memprotes pada saat pungut dan penghitungan di TPS, kata Musli.

Dia juga mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan dan pencocokan jika ada bukti-bukti yang sah. 

Kalau dirasa tidak puas, saya persilakan lapor ke panwascam yang berkaitan dengan pelanggaran pemilu. Kalau berkaitan dengan datanya misalnya nanti keberatan ada form keberatan, kita nanti sediakan, tandasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU