Jakarta (optika.id) - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti berpendapat masuknya anak dan menantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 merupakan sesuatu yang tidak wajar.
Ray menyampaikan hal itu dalam dialog Kompas Petang KompasTV dengan tema Anak dan Mantu Jokowi Masuk Bursa Pilkada, Kamis (14/3/2024).
Baca Juga: Kata Pengamat Soal PKS Akan Ganti Dukungan ke Anies
Ini sebetulnya sudah tidak wajar. Kita sudah berada dalam kondisi darurat dinasti politik, jelasnya.
Ini karena bukan hanya berhubungan dengan Pak Jokowi, tetapi di banyak tempat, kita melihat praktik dinasti politik ini sudah terlalu besar, tambahnya.
Menurut catatannya, per tahun 2020 lalu, setidaknya ada 117 daerah yang dikuasai oleh dinasti politik.
Dan besar kemungkinan akan merajalela tahun 2024 saat pilkada dilaksanakan.
Baca Juga: Maju Pilgub, Popularitas Sohibul Iman Masih Belum Cukup!
Bisa-bisa seperempat dari keseluruhan wilayah kita dikuasai oleh para dinasti politik, dan ini tentu tidak wajar ya, tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia kemudian menyinggung hasil pemilihan umum legislatif (pileg) lalu, yang menurutnya banyak didominasi dinasti politik.
Kelihatan juga dinasti politik sangat banyak mendominasi kemenangan untuk kursi di DPR. Jadi baik legislatifnya maupun eksekutifnya, kita didominasi oleh dinasti politik," tambah dia.
Baca Juga: Analis: Pilkada Akan Jadi Macam Pilpres Jika Anies Melawan Ridwan Kamil
Jelas-jelas ini semua tidak wajar, karena tidak ada basis daripada dinasti politik itu kecuali seutuhnya demi kepentingan pengakomodasian kekuasaan, tuturnya.
Ia mengkhawatirkan nantinya kekuasaan yang dipegang dinasti-dinasti politik tersebut akan diperjualbelikan dengan para pemilik modal.
Dan itulah yang sering kali menimbulkan oligarki politik," pungkasnya.
Editor : Pahlevi