Jakarta (optika.id) - Media terkemuka yang terbit di Singapura Channel News Asia (CNA) memberitakan kekhawatiran para investor asing terhadap kondisi Indonesia, terutama terkait dengan masa depan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dibangun di Kalimantan Timur. Para investor bertanya apalagi yang bisa mereka agar mereka ikut serta dalam mega proyek senilai 30 miliar dolar AS itu.
Pada 1 April 2024 lalu, CNA menuliskan analisis berita berjudul: Prabowos set to become president, so why are foreign investors still wary of Indonesias new capital Nusantara? (Prabowo akan menjadi presiden, jadi mengapa investor asing masih mewaspadai ibu kota baru Indonesia, Nusantara?).
Baca Juga: Gibran: Banyak Orang Gagal Paham, Pembangunan IKN Hanya 20% APBN
CNA memberitakan Indonesia berencana mengadakan perayaan Hari Kemerdekaan ke-79 di Nusantara pada 17 Agustus, menandai perpindahan dari Jakarta ke ibu kota baru di Kalimantan Timur. Namun mereka masih kekurangan uang untuk membangun kota tersebut.
Pemerintah sebelumnya mengatakan investor asing menunggu hasil pemilihan presiden dan legislatif sebelum berinvestasi di Nusantara, yang dikenal sebagai Ibu Kota Negara atau IKN.
Namun, tulis CAN, 1,5 bulan setelah pemilu yang dilaksanakan pada Hari Valentine itu belum ada investor asing yang menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan pemerintah Indonesia. Mengetahui hasil pemilu saja tidak cukup bagi investor untuk mengambil risiko, kata Mohammad Faisal, direktur eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, sebuah wadah pemikir yang berfokus pada penelitian di bidang ekonomi dan industri.
Pertama, masih ada perselisihan pemilu, ujarnya merujuk pada gugatan pengadilan dari calon presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Keduanya mendesak pemungutan suara diulang dan pemenangnya didiskualifikasi, dengan alasan adanya kecurangan dan ketidakberesan selama pemilu.
Mahkamah Konstitusi diperkirakan akan mengeluarkan keputusannya pada 22 April. Dan jika mereka menolak kasus tersebut, maka Prabowo dan pasangannya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo, akan dilantik pada bulan Oktober.
Kemudian (investor) juga ingin mengetahui gaya kepemimpinan Pak Prabowo, tambah Pak Faisal seperti dikutip CAN.
Dikatakan Faisal, meskipun Pak Prabowo telah berkali-kali mengatakan bahwa ia akan melanjutkan proyek tersebut, yang merupakan gagasan Presiden Widodo, para investor ingin mengetahui apa visinya dan bagaimana ia akan mengambil keputusan.
Baca Juga: Dua Sisi Konsekuensi IKN: Dibatalkan atau Tetap Dilanjutkan?
Rencananya, sekitar 19 persen biaya Nusantara akan ditanggung oleh APBN, dan sisanya ditanggung oleh sektor swasta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihak berwenang Indonesia sejauh ini telah menerima sekitar 369 surat niat (LOI), kata Bambang Susantono, kepala Otoritas Ibu Kota Nusantara, kepada CNA di Forum Bisnis Indonesia-Singapura 2024 di Singapura pada 27 Maret. Sekitar 40 persen di antaranya berasal dari entitas asing, ujarnya.
Tetapi sebagian besar masih dalam tahap persiapan. Mengapa? Karena kebanyakan kalau boleh saya bilang, lebih tertarik pada PPP daripada langsung berinvestasi, kata Bambang.
Rencana untuk mempekerjakan orang asing untuk mengawasi pembangunan ibu kota baru Indonesia, Nusantara, menuai kritik. Ini misalnya, belum adanya istana yang terinspirasi dari Garuda.
Baca Juga: Ekonom: Pembangunan IKN Akan Jadi Beban APBN, Jadi Masalah Serius Presiden Selanjutnya!
Beberapa entitas asing bekerja sama dengan investor lokal, tambah Bambang. Ini misalnya, salah satu rumah sakit yang saat ini sedang dibangun di Nusantara bekerjasama dengan rumah sakit di India.
Bambang mengakui sejauh ini belum ada investor asing yang menandatangani MOU, namun ia yakin minat akan meningkat.
Saya yakin kita akan melihat beberapa diantaranya dalam beberapa bulan ke depan, terutama ketika proses KPS telah selesai (untuk menentukan lokasi dan jangka waktu proyek), katanya.
Sehingga mereka dapat mulai membangun dan membangun fasilitas di lapangan,ujarnya.
Editor : Pahlevi