Pakar: Anies Baiknya Berpasangan dengan Kader PDI-P

author Danny

- Pewarta

Rabu, 03 Jul 2024 08:29 WIB

Pakar: Anies Baiknya Berpasangan dengan Kader PDI-P

Jakarta (optika.id) - Untuk memastikan kemenangan pada Pilgub Jakarta 2024 ini, Anies Baswedan sebaiknya berpasangan dengan kader PDIP. Bukan dengan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman seperti yang telah dideklarasikan partai dakwah tersebut sebelumnya.

Kalau dengan wakil Sohibul Iman, saya termasuk agak meragukan. Karena dengan calon dari PKB kemarin saja, (perbedaan) suara Anies dengan Prabowo, kalau itu benar hasil dari suara rakyat yang sesungguhnya, kan bedanya tipis banget. Sama-sama 41 persen, itu pun yang unggul Prabowo, jelas pakar politik Islam Prof. Sukron Kamil, Selasa, (2/7/2024). 

Baca Juga: PKS Sebut Indonesia Tak Ada Oposisi, Yang Mengontrol DPR

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menegaskan hasil Pilpres 2024 di Jakarta kemarin itu harus menjadi patokan bagi Anies dan partai-partai pendukungnya dalam menghadapi Pilkada Jakarta 2024 ini. Pasangan Anies-Muhaimin yang diusung PKB, PKS, dan NasDem mendapat 41,07 persen suara di Jakarta, kalah tipis dari Prabowo-Gibran 41,67 persen.

Selain itu, hasil Pilgub Jakarta 2017 yang dimenangkan Anies Baswedan pun harus menjadi catatan serius. Mengingat Anies yang ketika itu berpasangan dengan Sandiaga Uno sebenarnya hanya meraih peringkat kedua pada putaran pertama. Karena itu kemenangan Anies disebabkan adanya limpahan suara dari pasangan Agus-Silvy yang tidak lolos ke putaran kedua.

Andaikan (Pilgub Jakarta 2017) kemarin satu putaran, itu juga repot. Tapi alhamdulillah dapat dua putaran. Itulah yang dikhawatirkan oleh Jokowi dan kawan-kawan (Pilpres 2024) kemarin. Maka konsolidasi sumber daya yang mereka miliki dilakukan, sehingga menjadi satu putaran, ungkap penulis puluhan buku di antaranya Pemikiran Politik Islam Tematik dan Islam dan Politik Demokrasi: Telaah Konseptual & Historis ini.

Baca Juga: Jika PDIP Bersama Anies, Pilpres 2029 Bisa Jadi Hadirkan Calon yang Kuat!

Karena itu, dia menekankan, untuk memenangkan Pilgub Jakarta 2024 ini, Anies dan partai-partai pendukungnya harus menggandeng PDI Perjuangan, partai pengusung pasangan Ganjar-Mahfud yang juga kalah pada Pilpres 2024 kemarin. Karena itu perlu kelapangan dada untuk saling menerima agar bisa bekerja sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nah hemat saya, masing-masing partai yang kemarin kalah di pilpres, harusnya saling berbesar hati (untuk berkoalisi) yang dalam (bahasa) agama itu harus punya kelapangan dada, ungkapnya seraya mengutip ayat-ayat Al-Quran yang terkait dengan pentingnya sikap berlapang dada.

Agar bisa terjalin koalisi, dia tidak menampik Anies mestinya berpasangan dengan kader PDIP. Terlebih dengan 17 persen raihan suara Ganjar-Mahfud di Jakarta, itu menjadi modal besar untuk memenangkan kontestasi. Mengingat Anies-Muhaimin sendiri memperoleh 41 persen seperti disinggung di atas.

Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Kalau itu bersatu, kelihatannya sih lebih meyakinkan akan kemenangannya. Tentu saja kalau pemilu dilakukan dengan jurdil, demikian tandasnya.

Sebagaimana diketahui, usulan PKS memasangkan Anies dengan Sohibul Iman menuai penolakan dari PKB, NasDem, dan PDIP, yang sebelumnya juga sudah menunjukkan sinyal dukungan untuk Anies. Ketiga partai ini bahkan kini sedang menyiapkan opsi memasangkan Anies dengan kader PDIP.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU