Optika.id, Surabaya - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati menyebut kenaikan minyak goreng selama sepekan terakhir merupakan imbas dari naiknya bahan baku.
"Memang benar minyak goreng curah atau tanpa merek mengalami kenaikan. Ini karena bahan baku atau CPO dunia juga naik. Kalau yang bermerek cukup stabil," ujarnya saat dihubungi optika.id, Rabu (3/11/2021).
Baca Juga: Etika Mengirim Undangan Online agar Rapi & Sopan
Harga minyak curah tanpa merk di kisaran Rp.19.000 per kilogram, selain minyak goreng harga dan ketersediaan bahan pokok di Surabaya masih cukup stabil, seperti harga telur yang kembali stabil di harga Rp.21.000 dibawah harga eceran tertinggi (HET) Rp.24.000.
Dari data Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI),produksi minyak nabati dan hewani telah menurun sebanyak 266.000 ton pada 2020. Penurunan produksi tersebut juga terjadi pada 2021.
Selain itu, kenaikan harga minyak goreng juga disebabkan adanya kenaikan harga minyak sawit atau CPO Indonesia.
Meski begitu Wiwiek, Ia juga mengakui harga komoditas tomat yang masih jeblok di pasaran. Di Surabaya, Komoditi tomat hanya berkisar Rp.6000 per kilogramnya.Menurutnya, melimpahnya stok tomat tidak sebanding dengan daya beli masyarakat menjadi penyebabnya.
Baca Juga: Menggali Isu Lokal yang Terpendam Kampanye Caleg
"Kalau tomat memang melimpahnya stok bisa jadi penyebab terbesarnya, kenapa harganya bisa anjlok. Sama seperti sebelumnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, Disperindag akan terus melakukan pemantauan setiap harinya terhadap pergerakan harga kebutuhan dan ketersediaan bahan pokok di Surabaya.
Selain itu, untuk mencegah lonjakan harga menjelang hari besar dan tahun baru, pihaknya akan melakukan usaha penetralan dengan melakukan operasi pasar langsung kepada masyarakat jika diperlukan.
Baca Juga: Penanganan Stunting di Surabaya Dimulai dari Hulu Hingga Hilir
Reporter: Jeni Maulidina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi