Membuat Gaza Kelaparan Itu Sah Dan Bermoral

author Pahlevi

- Pewarta

Rabu, 07 Agu 2024 09:45 WIB

Membuat Gaza Kelaparan Itu Sah Dan Bermoral

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Toleransi Bukan Saling Menghilangkan

Surabaya (optika.id) - Kalimat yang bernada sombong dan tidak berperikemanusiaan itu berasal dari mulut Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada tanggal 5 Agustus 2024 lalu. Dia mengucapkan kalimat itu pada konferensi Yad Benyamin yang diselenggarakan oleh Israel Hayom dimana dia berucap bahwa memblokir bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza bisa dibernarkan dan bermoral bahkan jika itu mengakibatkan kelaparan sekitar dua juta warga sipil di jalur Gaza.

Bulan lalu Program Pangan Dunia PBB (WFP) sudah memperingatkan  bahwa hampir setengah juta orang di Gaza menghadapi tingkat kelaparan yang dahsyat. Menurut laporan IPC yang bermitra dengan PBB bahwa tingkat kelaparan 96ri populasi Gaza sekitar 2,15 juta jiwa menghadapi kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih tinggi dari tingkat itu. Kelaparan di jalur Gaza telah menyebar dari utara ke seluruh wilayah Gaza.

Baca Juga: Mengenang Sang Profesor Yang Santun

Sudah lama dunia mengecam pemerintah Israel yang menggunakan kelaparan warga Gaza sebagai senjata dalam melawan pasukan Hamas dengan cara menghentikan pasokan makanan dan minuman, aliranlistrik, mem-bom fasilitas Rumah Sakit dsb. Ini menyebabkan malapetakan kemanusiaan yang terhebat di dunia ini. Selain itu para pejabat pemerintahan dan militer Israel secara terang-terangan menyebut warga Gaza Palestina itu adalah binatang dan karena itu layak untuk dibunuh dan dihapuskan dari muka bumi, dan membuat warga Gaza itu mati kelaparan adalah sesuatu yang sah-sah saja dan bermoral.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Francesca P. Albanese, seorang akademisi dan pengacara internasional yang ditunjuk PBB sebagai Pelapor Khusus PBB atau United Nations Special Rapporteur on the occupied Palestinian territories mempertanyakan bagaimana dunia bisa tetap diam atau acuh tak acuh tentang kondisi yang memprihatikan di Gaza dimana serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah membunuh lebih dari 39.600 warga Palesitna (sebagian besar anak-anak, wanita dan orang tua), dan membuat sebagian besar penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal dan kelaparan.

Baca Juga: Pernyataan Provokatif Menteri Israel yang Berbahaya

Dunia barat sepertinya mempunyai sikap yang diskriminatif karena selalu menyuarakan pendapatnya yang keras soal serangan Rusia ke negara Ukraina, soal penderitaan yang dialami oleh warga Ukraina. Tapi mereka diam ketika dihadapkan pada kenyataan genosida atau pembunuhan massal yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Mereka juga diam ketika di Palestina terjadi bencana kemanusiaan yang gawat. Dunia barat malah terang-terangan membantu Israel dengan uang dan senjata dalam upayanya menghancurkan bangsa Palestina. Setiap ada usulan gencatan senjata di Palestina, negara-negara barat itupun banyak yang tidak setuju; bahkan negara Amerika Serikat sebagai sekutu abadi Israel selalu mem-veto segala usulan gencatan senjata di sidang-sidang Dewan Keamanan PBB.

Pertanyaan Francesca P. Albanese diatas tentang kenapa dunia diam dan acuh tak acuh terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza itu sebenarnya  juga tertuju keorganisasi Islam terbesar di Indonesia seperti NU dan Muhammadiyah yang saat ini sibuk dan  lebih fokus pada kepentingannya untuk bagaimana mendapatkan jatah izin pertambangan dari penguasa.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU