Toleransi Bukan Saling Menghilangkan

author Pahlevi

- Pewarta

Rabu, 04 Sep 2024 15:48 WIB

Toleransi Bukan Saling Menghilangkan

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Surabaya (optika.id) - Kunjungan Paus Fransiskus pemimpin umat Katolik seluruh dunia yang berpusat di Vatikan - ke Indonesia merupakan kehormatan bagi negeri ini. Beliau merasa perlu berkunjung ke negara yang memiliki jumlah penduduk yang mayoritas beragama Islam karena negeri ini dikenal akan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang menyatukan seluruh elemen bangsa. Vatikan juga memiliki kantor Kedutaan Besarnya di Jakarta tentu secara rutin memberikan informasi tentang keberagamaan dan toleransi yang ada di Indonesia kepada Paus Fransiskus. Karena itu beliau sangat faham dengan kemajemukan bangsa Indonesia ini.

Malahan ketika bertemu presiden Jokowi di Istana Merdeka Rabu tanggal 4 September 2024 beliau mengutip pernyataan Santo Yohanes Paulus II saat berkunjung ke Indonesia pada tahun 1989, yang menyampaikan bahwa dengan pengakuan atas keberagaman, menghargai hak-hak manusia serta mendorong persatuan nasional yang berlandaskan toleransi dan sikap saling menghargai, Indonesia telah meletakkan fondasi bagi masyarakat yang adil dan damai.

Para pemimpin dunia yang beragama non-Islam yang pernah mengunjungi Jakarta seperti Paus Fransiskus ini sudah mendapatkan briefing lengkap ketika mereka berkunjung ke Masjid Istiqlal misalnya bahwa arsitektur yang membangun Masjid terbesar di Asia Tenggara iniadalah seorang insinyur yang beragama Nasrani yaitu Friedrich Silaban. Mereka itu juga faham kalau dinegeri yang mayoritas berpenduduk Muslim itu ada panggilan sholat yaitu adzan di seluruh negeri termasuk di berbagai saluran TV nasional maupun daerah.

Lalu ada berita yang viral di media bahwa Kementerian Agama mengimbau agar adzan Maghrib yang biasa disiarkan di televisi nasional diganti dengan running text. Misa akbar yang dipimpin Paus Fransiskus diagendakan pada Kamis, 5 September 2024 mulai pukul 17.00 WIB hingga pukul 19.00 WI. Saat pelaksanaan misa ini, Sebagaimana diketahui, Direktur Jenderal Bimbingan Islam Kamaruddin Amin dan Direktur Jenderal Bimbingan Katolik Suparman mengirim Surat Nomor B-86/DJ.V/BA.03/09/2024 tertanggal 1 September 2024 kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika agar Misa disiarkan secara langsung tanpa terputus. Karenanya, adzan Maghrib yang biasanya ditayangkan secara audio visual untuk ditampilkan dalam bentuk running text.

Baca Juga: Pesan Untuk Prabowo dan TNI Polri dari IKN

Berita itu mendapatkan tanggapan yang meng-iyakan dari MUI dimana Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof. KH Asrorun Niam Sholeh menyampaikan, dari aspek syariat Islam, penggantian tayangan adzan maghrib di televisi menjadi running teks, tidak ada yang dilanggar. Hal tersebut dilakukan untuk kepentingan live Misa Paus Fransiskus pada Kamis (05/09/2024) yang diikuti umat kristiani yang tidak dapat mengikuti ibadah di Gelora Bung Karno, Jakarta. Ibadah tersebut berlangsung dua jam tanpa hentidan jeda serta beriringan dengan waktu salat maghrib. Lebih lanjut Kiau Ni'am juga menyampaikan bahwa kebijakan ini sebagai bentuk toleransi beragama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

PBNU lewat KH Ulil Absar juga mempunyai pendapat yang senada dengan MUI.

Sementara itu pendapat berbeda dilontarkan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengusulkan agar stasiun televisi (TV) tetap bisa menyiarkan azan bersamaan dengan misa akbar yang dipimpin Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Menurutnya, toleransi bukan berarti saling menghilangkan. Respons ini menyusul imbauan Kementerian Agama (Kemenag) terkait penayangan kumandang azan Magrib dengan running text saat TV melakukan siaran langsung ibadah umat Katolik pada Kamis, (5/9/2024) besok.

Baca Juga: Diluar Nalar

"Jadi saya sarankan sebagai ketua DMI agar TV di samping terus melaporkan tentang misa, juga ada tetap menyiarkan azan. Jadi layar dibagi dua dan hanya lima menit azan Magrib," tegas JK dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/9/2024).

Betul adzan yang menurut pengakuan bintang film Hollywood terkenal yaitu Morgan Freeman sebagai the sound of Azaan (call to prayer) is the most beautiful sound in the world tidak perlu dihapuskan atas nama toleransi karena toh cuma 5 menit dan itu tentu tidak akan mengganggu acara live misa yang dipimpin Paus Fransiskus di GBK itu; dan saya yakin ummat KatolikIndonesia tidak merasa terganggu dengan panggilan Azan tersebut.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU