Sang Pengkritik, Cucu Wapres itu Telah Menghadap Sang Khalik

author Pahlevi

- Pewarta

Kamis, 05 Sep 2024 17:46 WIB

Sang Pengkritik, Cucu Wapres itu Telah Menghadap Sang Khalik


Oleh: 
Cak Ahmad Cholis Hamzah

Surabaya (optika.id) - Dalam negara yang menganut demokrasi ada prinsip yang disebut Checks and Balances yaitu merupakan prinsip ketatanegaraan yang menghendaki agar kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif sama-sama sederajat dan saling mengontrol satu sama lain. Namun masyarakat juga bisa melakukan pengawasan dalam berbagai bentuk salah satunya melalui kritikan-kritikan kepada ketiga kekuasaan itu.

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Menurut saya perlu dibedakan jenis pengkritik itu, ada pengkritik yang asal asalan saja yang dalam bahasa sekarang ini omon-omon doang, mengkritik atas dasar purba sangka yang tidak berdasar, hanya mengandalkan fake news atau berita paslu atau hoaks, atau kasak-kusuk dari sumber yang tidak jelas. Jenis pengkritik ini mudah dipatahkan argumentasinya bahkan bisa-bisa rumahnya digeruduk gerombolan pendukung dari pihak yang dikritik.

Berbeda dengan pengkritik jenis pertama itu, ada pengkritik yang memang tulus melakukan kritikan demi kebaikan bangsa dan negara. Pengkritik ini melontarkan pendapat kritisnya melalui penelitian yang sahih bukan penelitian abal-abalan dan berani mempertanggungjawabkan pendapatnya yang kritis itu.

Pengkritik jenis kedua ini salah satunya adalah Dr. Faisal Basri Batubara ekonom senior Universitas Indonesia yang baru saja wafat meninggalkan kita semua. Almarhum memliki data lengkap tentang kondisi mikro dan makro ekonomi, memiliki angka-angka soal perdagangan dunia, ketimpangan ekonomi, memiliki hitung-hitungan yang tepat soal kekayaan negara yang dikorupsi segelintir orang dan sebagainya.

Dr. Faisal Basri berani berdebat dengan siapapun tentang pendapat ilmiahnya itu dan tentang angka-angka yang dikemukakan.

Baca Juga: Pesan Untuk Prabowo dan TNI Polri dari IKN

Jarang orang tahu bahwa almarhum tokoh anti korupsi ini merupakan salah seorang cucu dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik. Nenek Faisal, Fatimah Syam Hutauruk, adalah kakak kandung Adam Malik. Basri merupakan nama ayahnya (Hasan Basri Batubara) yang ia lekatkan kepada dirinya sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada ayahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Faisal lahir di Bandung pada 6 November 1959 dari pasangan Hasan Basri, seorang pegawai perusahaan percetakan di Jakarta, dan Saidah Nasution. Ia mengenyam pendidikan di SD Negeri Halimun I Pagi, SMP Negeri 67 Jakarta, dan SMA Negeri 3 Jakarta. Kemudian lulus Sarjana Ekonomi UI tahun 1985 dan Master of Arts (M.A.) dalam bidang ekonomi, Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988). Di UI almarhum mengajar mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Sejarah Pemikiran Ekonomi.

Almarhum yang juga ekonom senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) pernah secara jelas menyebut China mendapat keuntungan besardari kebijakan hilirisasi nikel Indonesia. Persentasenya mencapai 90 persen dari total keuntungan. Dalam Kajian Tengah Tahun INDEF bertemakan Menolak Kutukan Deindustrialisasi, Faisal mengungkapkan nasib industri di Indonesia. Menurutnya, Indonesia sudah tidak jadi negara agraris. Namun, Indonesia juga tak kunjung menjadi negara industri.

Baca Juga: Diluar Nalar

Sejumlah postingan netizen yang viral adalah potongan video dialog Fasial Basri dengan Youtuber Guru Gembul. Dalam video tersebut Faisal Basri secara berani terang-terangan menyebut nama Airlangga Hartarto dan Bobby Nasution diduga terlibat dalam penyelundupan bijih nikel.

Bangsa ini betul-betul kehilangan seorang tokoh yang kritis demi kebaikan negara dan rakyat Indonesia.

Selamat Jalan Bang Faisal Basri Batubara.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU