Pelajaran Dari Inggris: Bahayanya Informasi Menyesatkan

author Pahlevi

- Pewarta

Rabu, 07 Agu 2024 17:45 WIB

Pelajaran Dari Inggris: Bahayanya Informasi Menyesatkan

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Toleransi Bukan Saling Menghilangkan

Surabaya (optika.id) - Kita di Indonesia ini sudah mengalami beberapa kali kerusuhan di berbagai kota dan pulau yang disebabkan karena SARA (Suku Agama Ras Antar Golongan) dan telah menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Namun kali ini kita juga perlu belajar dari negara Inggris tentang munculnya kerusuhan yang diakibatkan karena mis-informasi, atau berita bohong, berita palsu yang menyesatkan yang menyebar dengan sangat cepat karena kemajuan teknologi informasi yang muncul dari berbagai aplikasi sosial media.

Seperti diketahui hari-hari ini diawal bulan Agustus 2024 berbagai kerusuhan terus berkecamuk di Inggris, hotel-hotel yang menampung pencari suaka telah dibakar oleh agitator kelompok sayap kanan atau the Far-Right. Hotel Holiday Inn Express di Tamworth, di Inggris utara, dibakar. Perusuh juga berkumpul di dekat hotel Holiday Inn Express yang digunakan untuk menampung pencari suaka di Rotherham. Kedua insiden itu terjadi pada hari Minggu 4 Agustus 2024.

Protes yang dipimpin oleh kelompok-kelompok sayap kanan telah meningkat menjadi bentrokan dengan polisi di beberapa kota, ketika gelombang kerusuhan, yang dipicu oleh xenofobia atau anti orang asing dan informasi yang salah seputar pembunuhan tragis tiga gadis mudadalam insiden penusukan, menyapu seluruh negeri. Sekitar 400 orang telah ditangkap.

Apa yang menyebabkan kerusuhan itu?

Baca Juga: Mengenang Sang Profesor Yang Santun

Pekan lalu, selama lokakarya tari dan yoga bertema Taylor Swift di sebuah pusat komunitas di Southport, Inggris, tiga gadis muda ditikam sampai mati oleh tersangka berusia 17 tahun, Axel Rudakubana. Dia lahir di Cardiff, ibu kota Welsh, dilaporkan dari orang tua Kristen Rwanda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Informasi palsu kemudian beredar di media sosial mengklaim tersangka adalah seorang imigran Muslim.Mereka yang melakukan kerusuhan vokal tentang kebencian mereka terhadap imigran. Tetapi ada juga rasa xenophobia (perasaan anti warga asing) yang mendasari terhadap komunitas minoritas di Inggris, terutama Muslim.

Stephen Christopher Yaxley-Lennon, aktivis sayap kanan dan salah satu pendiri Liga Pertahanan Inggris (EDL), telah sibuk memposting kata-kata kasar video yang menghasut kepada 800.000 pengikutnya di X, mengecam Muslim, migran, lembaga politik dan polisi. Dia memposting dari jauh, dilaporkan di Siprus. Seorang hakim Pengadilan Tinggi mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Robinson setelah dia gagal hadir di Pengadilan Kerajaan pada hari Senin untuk sidang dalam kasus pengadilan penghinaan pencemaran nama baik yang dia kalahkan terhadap pengungsi Suriah Jamal Hijazi.

Baca Juga: Pernyataan Provokatif Menteri Israel yang Berbahaya

Kerusuhan itu muncul di beberapa kota besar dan kota kecil di seluruh negeri. Selain Southport, Rotherham dan Tamworth, bentrokan juga telah dilaporkan di Manchester, Liverpool, Belfast di Irlandia Utara, dan kota-kota lainnya.

Indonesia yang sedang gencar-gencarnya membangun perekonomian negeri ini dan membangun sikap harmoni diantara anak bangsa, mau tidak mau harus menghindari sekecil apapun konflik di masyarakat yang berhubungan dengan SARA. Harus ada edukasi kepada masyarakat mengenai bahayanya penggunaan teknologi informasi untuk kepentingan hal-hal yang negatif.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU