Optika.id - Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jawa Timur mengecam tindakan represifitas oknum aparat kepolisian terhadap kader IMM dalam aksi unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang (RUU) TNI di Gedung DPRD Kota Malang pada Minggu 23 Maret 2025
Pasalnya pada saat kejadian tersebut salah satu kader IMM tersebut terluka setelah diduga terdapat ceos dengan aparat kepolisan saat aksi demo menolak revisi UU TNI di DPRD Kota Malang. Parahnya lagi, dalam kondisi terluka, tangannya tetap diborgol saat ditandu.
Baca Juga: Enam Sikap Kritis UII terhadap Rezim Prabowo: Serukan Masyarakat Sipil Bersikap Kritis dan Aktif
Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik, Mohammad Syahrul Ramdhani, sangat mengecam tindakan oknum kepolisan tersebut dan meminta Kapolersta Kota Malang Kombes Pol. Nanang Haryono untuk bertanggungjawab penuh atas pemulihan dan pengobatan kader IMM tersebut.
"Kami sebenarnya DPD IMM Jawa Timur beserta PC IMM Malang Raya dan beberpa LBH Malang telah melakukan Pendampingan pada saat penahanan kader IMM di Polresta Kota Malang dan akhirnya dibebaskan pada jam 02.30 dini hari, kemarin sudah kita bawa juga kerumah sakit dan mendapatkan beberapa jahitan di kepala, hingga hari ini kita juga masih memantau kondisi kader IMM tersebut hinga benar benar sembuh, seharusnya kepolisan yang harus bertanggungjawab penuh," kata Syahrul seperti rilis yang diterima Optika.id, Selasa (25/3/2025).
Syahrul juga menegaskan, bahwa tindakan represifitas oknum kepolisan tersebut sangat berlebihan dan tidak dibenarkan.
Baca Juga: Mahasiswa Melawan Rezim Prabowo di Tiap Kota di Indonesia
"Kami sangat mengecam keras represifitas yang dilakukan oleh oknum kepolisan dalam unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang (RUU) TNI di Gedung DPRD Kota Malang tersebut, sebab teman teman ini kan hanya ingin menyampaikan aspirasi dan itupun kan dilindungi oleh Pasal 28 UUD 1945 yang jelas menjamin kebebasan berekspresi," tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selanjutnya Syahrul menyampaikan bahwa kader kader IMM se-Jawa timur harus tetap kritis dalam menyuarakan aksi terhadap kebijakan kebijakan pemerintah yang memang tidak berpihak pada masyarakat.
Baca Juga: Drone Emprit: Gerakan Mahasiswa Indonesia Gelap Kritik terhadap Rezim Prabowo
"Sampai kapanpun kita harus tetap kritis pada kebijakan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat, abadi perjuangan! tandasnya.
Dalam kejadian tersebut, kerugian tidak hanya dari luka-luka yang dialami kader IMM Malang atas dugaan kekerasan itu, korban juga mengalami kerugian materil berupa satu laptop yang hancur akibat kejadian dugaan kekerasan.
Editor : Pahlevi