Bayangan Resesi, Buruh Tuntut Kenaikan Upah 13% dan Ancam Demo Besar-Besaran

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 18 Okt 2022 20:57 WIB

Bayangan Resesi, Buruh Tuntut Kenaikan Upah 13% dan Ancam Demo Besar-Besaran

i

upahsah

Optika.id - Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI, Said Iqbal menuntut kenaikan upah minimum tahun 2023 menjadi sebesar 13%. Hal tersebut dipicu kenaikan harga BBM yang menyebabkan kenaikan harga berbagai kebutuhan yang dirasakan dampaknya oleh kaum buruh.

Menurutnya, ada tiga item kebutuhan yang kenaikannya memukul buruh. Yakni makanan dan minuman, transportasi, serta perumahan atau sewa kontrakan.

Baca Juga: Lagi-lagi, Buruh Dukung Khofifah Maju Pilgub 2024

Dasar tuntutan kenaikan upah sebesar 13% tersebut dihitung dari nilai inflasi dan pertumbuuhan ekonomi. Dia memprediksi inflasi sebesar 6,5% sedangkan pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,9%.

"Kami menolak bila kenaikan upah minimum menggunakan PP 36," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (18/10/2022).

Pihaknya meminta kepada pemerintah dan Apindo agar tidak bermain istilah dengan alasan pandemi, dan resesi global untuk menjadi dasar kenaikan UMK 1-2%. Said memperingatkan bahwa ancaman resesi belum begitu mengancam Indonesia sebab pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih positif.

Oleh sebab itu, Partai Buruh dan KSPI menegaskan penolakannya terhadap PHK besar-besaran yang mengancam dibalik gembar-gembor resesi tahun depan.

Mereka juga mendesak kepada pemerintah untuk tidak menjadi provokator dan menakut-nakuti rakyat terkait dengan resesi ekonomi. Menurut Said, tugas pemerintah justru harus mencegah agar dampak buruk resesi global tidak berimbas pada rakyat, bukan justru menakuti rakyat dengan ancaman utopis tanpa aksi berarti.

"Rakyat sudah susah. Mereka sudah mengurangi jajan anak. Mengurangi biaya makanan. Sementara di meja makan para menteri tidak ada yang berkurang. Tetapi rakyat disuruh bersiap. Terus kalau begitu kerjamu apa?" ucapnya.

Baca Juga: Kampanye Akbar di Istora Senayan, Partai Buruh Belum Tentukan Dukungan di Pilpres 2024, Tunggu Putaran Kedua

Said menegaskan jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh rakyat dalam ancaman resesi dan keadaan ekonomi yang tidak menentu saat ini sebab pertumbuhan ekonomi dirasa masih positif. Akan tetapi, sebagai kewaspadaan dan antisipasi, Said meminta beberapa hal untuk diperkuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yakni ketahanan pangan, ketahanan energy, dan pengendalian kurs mata uang.

Said menegaskan, jika tuntutan para buruh tidak didengar, maka pihaknya akan mengadakan aksi besar-besaran 10 November mendatang di Istana dan serempak di berbagai provinsi seluruh Indonesia.

Jika aksi ini pun tidak didengar, inflansi tidak terkendali, upah tidak naik, omnibus lah dipaksakan, ancaman PHK besar-besaran di depan mata, buruh akan melakukan mogok nasional pertengahan Desember, tutur Said.

Baca Juga: Desak Revisi Kenaikan Upah, Kaum Buruh Ancam Mogok Nasional

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU