Musuhnya Musuhku Adalah Temanku

author Seno

- Pewarta

Senin, 20 Mar 2023 20:54 WIB

Musuhnya Musuhku Adalah Temanku

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Media Asing Soroti Pergantian Menteri Saat Masa Jabatan Kurang 2 Bulan

Optika.id - "The enemy of my enemy is my friend, atau musuh dari musuh ku adalah temanku adalah ungkapan lama dalam percaturan politik dunia yang berlaku sampai saat ini.

Ada ungkapan yang senada dengan ungkapan diatas adalah We have no eternal allies, and we have no perpetual enemies. Our interests are eternal and perpetual, and those interests it is our duty to follow. ("Kami tidak memiliki sekutu abadi, dan kami tidak memiliki musuh abadi. Kepentingan kita adalah kekal dan abadi, dan kepentingan itu adalah tugas kita untuk diikuti.") Ini adalah versi yang sedikit ditulis ulang dari kutipan Lord Palmerston. Dia adalah perdana menteri Inggris abad ke-19. Dari pidato di House of Commons, 1 Maret 1848.

Konflik politik yang berdarah-darah yang terjadi di Timur Tengah itu melibatkan banyak negara yang memiliki kepentingan geopolitik. Dua negara utama yang terlibat dalam konflik itu adalah Saudi Arabia dan Iran. Saudi Arabia negara kaya minyak dan berpengaruh di dunia terutama dunia Islam yang menganut paham Sunni sudah lama berkonflik dengan Iran, negara yang memiliki sejarah dan budaya yang panjang sejak ribuan tahun dan pemimpin dunia Islam yang berpaham Syiah.

Saudi Arabia khawatir pengaruh Iran itu akan meluas di berbagai negara Arab dan akan berpengaruh terhadap kelangsungan Saudi Arabia yang negaranya berbentuk monarki.

Kekhawatiran Saudi itu dimaklumi karena negaranya dikelilingi dengan kekuatan Syiah yang pro Iran. Negara kecil yang kaya minyak dan tetangganya Saudi Arabia yaitu Bahrain, 60 % penduduknya adalah masyarakat Syiah yang selalu menentang kekuasaan monarki di negaranya.

Tetangga Saudi disebelah selatan yaitu Yaman mengalami pergolakan berdarah sampai sekarang dimana Saudi berpihak pada pemerintah Yaman untuk melawan pemberontak Houti dari masyarakat Syiah yang didukung Iran. Negara Irak lebih dari 50% penduduknya warga Syiah, demikian pula orang-orang Syiah ini banyak berada di Syria, Lebanon, Palestina dsb.

Karena itu Saudi Arabia mendapatkan perlindungan dari negara super power Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa, Australia dan Kanada yang sejak lama anti Iran. Dan Saudi merupakan pembeli senjata paling utama di dunia ini dari Amerika Serikat yang bernilai trilunan dolar.

Israel yang juga dikelilingi negara-negara Arab sangat berkentingan untuk mendekat kepada Saudi Arabia dalam rangka menghadapi Common Enemy atau musuh bersama yaitu Iran. Jadinya Saudi dan Iran menjadi sahabat abadi dari Amerika Serikat dan sekutunya blok barat.

Baca Juga: Musuh Bersama Itu Anies Baswedan

Sebuah persahabatan yang sepertinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sehingga Amerika Serikat dan barat selalu mengusai percaturan politik di kawasan Timur Tengah ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam perkembangan perang Ukraina dan Rusia yang sampai saat ini berlangsung, Amerika dan sekutunya mulai mendapatkan tantangan dari Rusia, Cina, India dan negara-negara selatan atau yang dikenal dengan sebutan the Global South yang terdiri dari negara-negara di Afrika dan Amerika Latin.

Negara-negara itu mulai berani untuk melepaskan diri dari hegemoni Amerika Serikat dengan memperkuat hubungan diplomatik dan perdagangan diantara mereka dan mulai melepas penggunaan mata uang dolar Amerika Serikat dalam setiap transaksi perdagangannya.

Lalu ujug-ujug dunia kaget karena akhirnya, ada semacam kesepakatan damai di Timur Tengah. Bukan antara Israel dan Arab, tetapi antara Arab Saudi dan Iran, yang telah saling bersitegang selama beberapa dekade. Dan ditengahi bukan oleh Amerika Serikat tetapi oleh China.

Kesepakatan damai ini dilakukan pada hari Jumat tanggal 10 Maret 2023 di ibukota Cina, Beijing. Ini adalah salah satu perkembangan paling puncak dan paling bergejolak yang bisa dibayangkan siapa pun, pergeseran yang membuat kepala berputar di ibu kota di seluruh dunia. Aliansi dan persaingan yang telah mengatur diplomasi selama beberapa generasi, setidaknya untuk saat ini, telah dibatalkan.

Baca Juga: There Is No Free Lunch

Orang Amerika, yang telah menjadi aktor sentral di Timur Tengah selama tiga perempat abad terakhir, hampir selalu yang ada di kawasan Timur Tengah itu, sekarang menemukan diri mereka di kawasan pinggiran.

Orang Cina, yang selama bertahun-tahun hanya memainkan peran sekunder di wilayah tersebut, tiba-tiba mengubah diri mereka menjadi pemain kekuatan baru. Dan orang-orang Israel, yang telah merayu Saudi melawan musuh bersama mereka di Teheran, sekarang bertanya-tanya karena merasa ditinggalkan Saudi.

Itulah politik, seperti ungkapan diatas bahwa Musuh dari Musuhku, Adalah Temanku. Ini bisa diungkapkan oleh Cina bahwa musuhnya yaitu Amerika Serikat memiliki musuh Iran yang itu adalagh teman Cina.

Kejadian politik internasional ini sering terjadi di Indonesia pada Pilpres dan Pemilu dimana yang dulu menjadi musuh yang selalu berseberangan, ternyata menjadi teman dalam kabinet pemerintahan. Bagi pemilih orang awam yang tidak faham ungkapan diatas akan merasa kecewa berat karena ternyata tokoh yang dipilihnya ternya menyeberang ke Musuh.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU