Musuh Bersama Itu Anies Baswedan

author Pahlevi

- Pewarta

Sabtu, 10 Agu 2024 18:51 WIB

Musuh Bersama Itu Anies Baswedan

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Media Asing Soroti Pergantian Menteri Saat Masa Jabatan Kurang 2 Bulan

Surabaya (optika.id) - Hans Haller, Brita Hoyer menulis di Journal of Economic Behavior & Organization yang berjudul The Common enemy effect under strategic network formation and disruption volume 162, Juni 2019 menjelaskan afek dari Musuh Bersama atau Common Enemy Effect  bahwa Social psychology studies the common enemy effect, the phenomenon that members of a group work together when they face an opponent, although they otherwise have little in common ("Psikologi sosial mempelajari "efek musuh bersama", fenomena bahwa anggota kelompok bekerjasama ketika mereka menghadapi lawan, meskipun mereka memiliki sedikit kesamaan").

Selanjutnya jurnal itu juga dijelaskan bahwa gejala yang sering terjadi efek dari musuh bersama itu adalah dimana sekelompok orang menunjukkan lebih menguatnya kohesi apabila dihadapkan pada ancaman dari luar.

Dalam pergulatan dominasi global maka masyarakat umum dapat melihat bahwa dunia barat yang dikomandani Amerika Serikat memiliki kohesi yang kuat apabila dihadapkan pada musuh bersama yaitu Rusia dan China. Amerika Serikat dalam rangka mempertahankan dominasi globalnya mengerahkan semua daya baik uang, kekuatan militer, budaya dan ekonominya untuk menghadapi kedua negara pesaingnya itu.

Amerika Serikat mengeluarkan milyaran dolar untuk membuat informasi sepihak tentang bagaimana jeleknya Rusia dibawah kendali presiden Vladimir Putin, demikian pula dunia akan berbahaya apabila negara China mampu mendominasi dunia.

Amerika Serikat melakukan lobi yang inten kepada negara-negara lain agar tidak berhungan dengan Rusia dan China, tidak melakukan perdagangan, agar tidak meng-impor barang-barang yang dibuat Rusia dan China. Informasi yang sepihak itu digaungkan keseluruh dunia bahwa presiden Rusia itu sosok diktator jahat, bahkan presiden AS Joe Biden pernah mengatakan bahwa Putin itu adalah pembunuh.

Baca Juga: There Is No Free Lunch

Musuh bersama itu bisa ada karena memang ada musu yang membahayakan negara seperti Israel bagi bangsa Palestina adalah musuh bersama yang berbahaya bagi kelangsungan hidup negara Palestina. Tapi musuh bersama itu bisa diciptakan atau dibuat seperti pada kasus Amerika Serikat dan sekutunya yang sengaja menciptakan Rusia dan China sebagai musuh. Tujuannya hanya satu yaitu Amerika Serikat akan tetap menjadi satu-satunya super power di jagad ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dewasa ini di negeri kita tentu bermacam-macam jenis musuh bersama itu, bisa soal korupsi, bisa soal rendahnya akses kesehatan dan pendidikan, bisa soal kemiskinan dsb. Namun yang menarik dibidang politik terutama di pertarungan Pilpres kemarin maupun Pilkada akan datang khususnya di Jakarta, nampaknya ada pihak pihak yang bersatu untuk menghadapi common enemy atau musuh bersama yaitu: Anies Baswedan.

Seperti halnya Amerika Serikat dan sekutunya dalam menghadapi musuh bersama Rusia dan China, pihak-pihak yang terlibat dalam politk pilkada Jakarta juga mengerahkan segala resources nya untuk menghadapi Anies Baswedan persisnya bagaimana menjegal Anies untuk gagal menjadi calon gubernur Jakarta.

Mereka itu mengeluarkan dana milyaran rupiah untuk membuat berita negatif tentang Anies, tentang bagaimana bahayanya bila Jakarta dipimpin Anies misalnya soal toleransi di masyarakat mengingat Anies digambarkan sebagai sosok yang intoleran. Berita negative lainnya tentang rasis atau suku dimana disebutkan bahwa pemimpin di Indonesia ini sudah selayaknya dipimpin suku mayoritas yaitu Jawa, sedangkan Anies Baswedan adalah keturunan Arab.

Baca Juga: Atas Nama Toleransi Menghina Agama

Dana milyaran Rupiah juga dikucurkan untuk melakukan lobi-lobi politik kepada partai-partai politik dengan iming-iming kekuasaan agar mengurungkan niatnya untuk mengusung Anies menjadi calon gubernur Jakarta.

Masyarakat bertanya-tanya kenapa Anies Baswedan dijadikan musuh bersama oleh pihak-pihak yang bersangkutan, apakah karena khawatir kepentingan ekonomi, bisnis dsb akan terganggu bila Anies menjadi pemimpin atau apakah khawatir Anies akan menjadi calon presiden yang ideal dan layak didukung pada Pilpres tahun 2029.

Wallahu Alam.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU