Mengenal Presiden Amerika Serikat Tersingkat

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Sabtu, 24 Jun 2023 14:29 WIB

Mengenal Presiden Amerika Serikat Tersingkat

Optika.id - Pada usia 68 tahun, William Henry Harrison dilantik menjadi presiden Amerika Serikat. Presiden tertua yang pernah terpilih ini menyampaikan 8.578 kata pada pidato pelantikannya, sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya akibat cuaca dingin dari hujan badai. Michael A.Genovese dalam Encyclopedia of The American Presidency menyebut jika orang-orang yang menyaksikan pidatonya lantas berkomentar bahwa William Henry Harrison kurang cerdas dalam mengantisipasi cuaca yang sangat dingin.

Baca Juga: Pertanyaan Seputar Proyek Manhattan dan Keterlibatan Oppenheimer

Ia tidak mengenakan topi maupun mantel serta berbicara terlalu lama dan cukup membosankan. Andrew Jackson mengejeknya kepala dungu sedangkan John Quincy Adams mendefinisikannya sebagai seorang yang aktif berpolitik tapi berpikiran dangkal.

Istrinya, Anna Harrison menepis tuduhan-tuduhan negatif dengan alasan William Henry Harrison benar-benar telah berusia senja. Seharusnya usia lanjut digunakan untuk pensiun namun justru sebaliknya, itu adalah puncak karir seorang pria tua sakit-sakitan yang menderita penyakit pneumonia akibat cuaca buruk.

William Henry Harrison lahir pada tanggal 9 Februari 1773 di Virginia. Sepertihalnya George Washington, ia besar di lingkungan perkebunan. Ayahnya, Benjamin Harrison merupakan anggota Kongres Kontinental yang turut serta menandatangani Deklarasi Kemerdekaan. Sepanjang perjalanan karir politiknya, William Henry Harrison terpengaruh saudaranya yang menjabat sebagai anggota Senat Amerika Serikat, Carter Harrison.

Biografi William Henry Harrison

Dilansir dari biography.com, Sabtu (24/6/2023), William Henry Harrison pernah mempelajari sejarah klasik di Hampden-Sydney College lalu belajar kedokteran dengan Benjamin Rush di Richmond. Akan tetapi, ia justru bergabung dengan pasukan Infanteri Reguler Angkatan Darat Amerika Serikat. William Henry Harrison mengikuti pertempuran Timbers yang dikomandoi oleh Jenderal Anthony Wayne.

Baca Juga: Mengenal Oppenheimer dan Keterlibatannya di Proyek Manhattan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejak tahun 1798, William Henry Harrison keluar dari dinas ketentaraan dan menceburkan diri dalam dunia politik. Mulanya menjabat sebagai sekertaris untuk wilayah Northwestyang meliputi Ohio, Indiana, Illinois, Michigan dan Wisconsin.

Antara tahun 1801 sampai 1813, ia memperoleh jabatan gubernur wilayah Northwest. Jenjang karir politik William Henry Harrison meningkat bertahap setelah berhasil mengakses dan mengotrol tanah suku-suku Indian dengan membangunkan pemukiman-pemukiman baru.

Pada tahun 1811, William Henry Harrison yang mengantongi izin, bergerak menyerang pemberontak Indian, Tecumseh dan sekutu-sekutunya. Orang-orang Indian yang memberontak terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Amerika Serikat itu menyerang kamp William Henry Harrison di Sungai Tippecanoe dan menjatuhkan 190 korban jiwa. Meski begitu, ia beserta anak buahnya sanggup membendung serbuan.

Baca Juga: Meraih Kemerdekaan dan Kedigdayaan: Amerika Serikat Melompat Jauh ke Depan

Dalam peperangan 1812, William Henry Harrison sukses mendulang reputasi setelah mengalahkan pasukan gabungan Inggris dan suku-suku Indian di Northwest. Sebagai komandan, ia bangga bisa membinasakan Tecumseh dan sisa pasukannya dalam pertempuran Thames. Seusai perang,selama tiga tahun berturut-turut William Henry Harrison menjabat sebagai Senat Amerika Serikat (1816-1819), Senat Ohio (1819-1821) dan Senat Amerika Serikat (1825-1828).

Pada tahun 1836, William Henry Harrison bergabung Partai Whig lalu mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat. Namun, ia kalah dengan Martin Van Buren dari Partai Demokrat. Pemilihan umum tahun 1840, ia berjuang lagi dan memperoleh kemenangan tipis atas Van Buren. William Henry Harrison menjadi presiden pertama dari Partai Whig serta presiden pertama yang meninggal dunia di Gedung Putih dengan masa pemerintahan terpendek yakni hanya satu bulan. Kelak cucu presiden kesembilan ini akan menjadi presiden kedua puluh tiga.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU