Optika.id - Musik merupakan sarana menyampaikan pesan yang paling efektif karena bahasanya yang universal sehingga mudah diterima oleh para pendengar.
Baca Juga: Politisi PKS Desak Usut Tuntas Bobby-Kahiyang di Dugaan Korupsi Blok Medan
Hal inilah yang dilakukan oleh salah satu grup musik dengan pesan-pesan anti korupsinya, The HMS Band. Grup yang digawangi oleh Bona Paputungan, Hardjuno Wiwoho, dan Digo Dz ini terus menyampaikan dakwahnya dalam memerangi korupsi yang menjadi musuh besar rakyat Indonesia dan kawan akrab para pejabat.
The HMS Band menilai jika musik menjadi salah satu sarana kampanye yang efektif dalam menyadarkan masyarakat tentang bahayanya korupsi. Tujuannya tak lain tak bukan adalah agar generasi muda Indonesia tak sampai menjadi pewaris utang abadi dari korupsi, maupun menjadi koruptor.
Salah satu lagu The HMS Band yang dibawakan saat Car Free Day Jakarta, Minggu (2/7/2023) menyuarakan tentang susahnya mengurai benang kusut kasus mega skandal korupsi keuangan negara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Padahal, kasus korupsi ini dinobatkan sebagai kasus terbesar sejak RI memperoleh kemerdekaannya.
Maka dari itu tujuannya, Neng. HMS atau Hidupkan Masyarakat Sejahtera Center ini terus melakukan sosialisasi terkait masalah korupsi ke generasi muda. Yang ramai saat ini kan BLBI. Makanya kami angkat BLBI lagi agar mereka sadar bahayanya jerat utang yang menggunung dan sayangnya harus mereka tanggung, ujar Hardjuno yang juga Ketua Umum HMS Center kepada Optika.id, Rabu (5/7/2023).
Hardjuno mengaku, lagu andalannya yakni BLBI Gate merupakan desakan kepada pemerintah agar menuntaskan mega korupsi BLBI Gate. Dia mengatakan jika BLBI Gate mengancam keuangan Indonesia saat ini.
Lirik lagu BLBI Gate pun merupakan kritik sosial lantaran dia merasa prihatin terhadap maraknya kasus korupsi di Indonesia yang mulai meresahkan masyarakat. Melalui lagu-lagunya, dia berharap jika semangat masyarakat dalam melawan korupsi bangkit kembali.
Kebijakan Pemerintah
Baca Juga: Kasus Korupsi DJKA, Hasto Akan Pergi ke KPK Pekan Depan
Di sisi pemerintah, dia pun berharap agar pemerintah bisa tergugah sehingga membuat kebijakan pro rakyat. Pasalnya, citra pemerintah saat ini adalah kebijakan yang diambil terkesan menindas rakyat serta pro terhadap pengusaha kelas kakap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melalui lirik lagu, kita ingin melawan kezaliman pemerintah atas rakyatnya. Mereka sudah kaya raya. Karenanya, usut tuntas, penjarakan dan miskinkan mereka, ucapnya.
Hardjuno pun merasa prihatin karena korupsi di Indonesia terbilang sangat parah. Akibat dari tindak korupsi ini, sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara pun rapuh dan rakyat semakin melarat. Oleh sebab itu, dia kembali menyerukan agar rakyat Indonesia harus bangkit berdiri melawan dan mengawal perilaku koruptif pejabat Indonesia.
Jangan sampai kita abai. Korupsi ini penyakit akut yang bisa menggerogoti segala sendi kehidupan, kata dia.
Baca Juga: Empat Orang Anggota DPRD Jatim Ditetapkan Tersangka Baru Oleh KPK, Siapakah Mereka?
Pihaknya juga tak bosan mengingatkan kepada masyarakat agar selalu peduli dengan warisan utang abadi yang menjerat bangsa Indonesia. apalagi, utang abadi tersebut dibayar dari uang pajak yang disetor serta dikumpulkan dengan ngos-ngosan oleh masyarakat Indonesia.
Kami tidak akan berhenti memerangi korupsi di Indonesia agar kejahatan korupsi lenyap dari negeri ini. Memang ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi komitmen perjuangan melawan koruptor ini harus terus menyala, tutur Herdjuno.
Sementara itu, Sasmito Hadinegoro yang merupakan pendiri dari The HMS Band menyebut jika musik sebagai karya seni bisa menjadi sarana perjuangan dalam membela rakyat, mendidik, dan mencerdaskan masyarakat. Ini sama seperti jaman Orde Baru yang para musisinya gemar menyuarakan problem negara walaupun diancam dengan penjara.
"Kalau rakyat ingin sejahtera, pemimpinnya harus betul-betul menyadari bahwa rakyat itu punya uang. Tidak cukup denganblusukan.Rakyat selalu membayar pajak, sehingga uang itulah yang harus digunakan untuk kepentingan kesejahteraan mereka. Jangan kemudian, uang itu justru digunakan untuk membayar bunga akibat kasus BLBI," jelas Sasmito.
Editor : Pahlevi