Seberapa Penting Pendidikan Seks Sejak Usia Dini?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 11 Jul 2023 14:32 WIB

Seberapa Penting Pendidikan Seks Sejak Usia Dini?

Optika.id - Pendidikan seks sejak usia dini, terutama bagi remaja merupakan hal yang sangat penting. Namun, harus disadari bahwa absennya pendidikan seks bagi remaja, baik di institusi pendidikan dan keluarga membuat para remaja tidak memiliki modal yang cukup terkait bagaimana mereka bersikap ketika berhadapan dengan dorongan seks di periode pubertas atau pasca pubertas. Hal ini, sudah selayaknya menjadi perhatian bersama agar tidak ada kejadian negatif di kemudian hari.

Baca Juga: Jadilah Berani, Ini Kiat Mengindari Catcalling

Menurut Psikolog Puskesmas Mampang Prapatan Jakarta Selatan, Ayu Kartika, kebutuhan akan pendidikan seks harus menyentuh ke rentang usia terkecil dari manusia. Pendidikan seks menurutnya harus diberikan sejak anak bisa melakukan komunikasi dua arah dengan orang tuanya atau di rentang usia 3 5 tahun.

"Harus dari lingkungan keluarga ya, karena anak pertama kali mengenal dunia dari orang tuanya. Dimulai misalnya sesimpel orang tua mengenalkan dulu tentang tubuhnya, peran gendernya, mana yang boleh disentuh mana yang tidak, hingga bagaimana hubungan dalam keluarga, kata Ayu kepada Optika.id, Selasa (11/7/2023).

Pemberian pendidikan seks ini menurut Ayu bagian dari pendidikan umum untuk anak-anak. Namun, dalam praktik dan penjelasannya, pendidikan seks tentunya tak terbatas pada aktivitas hubungan seksual semata, melainkan mencakup aspek yang lebih luas lagi seperti mengenalkan konsep hubungan, hak asasi manusia, gender, dan prinsip dasar penting lainnya yang tidak terbatas pada reproduksi saja.

Konsep-konsep yang diajarkan tersebut merupakan bagian integral dari pendidikan seks yang komprehensif.

Ayu, sejauh ini masih melihat jika masyarakat masih menganggap pendidikan seks hanya sebagai pendidikan seputar perilaku seksual yang tabu. Maka dari itu, muncul stigma jika pemberian pendidikan seks seolah mengajarkan cara berhubungan seksual. Akibatnya, pendidikan seks selalu dianggap tabu dan sulit diterima oleh keluarga di Indonesia.

Baca Juga: Tak Hanya Perempuan, Kaum Laki-Laki juga Wajib Belajar Literasi TPKS

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ayu menjelaskan jika tujuan sebenarnya dari pendidikan seks adalah agar anak ketika dewasa bisa mengetahui secara bijak bagian privasi mereka. Serta menetapkan batasan-batasan yang bisa membuat mereka nyaman, atau apapun yang melanggar kenyamanan mereka.

"Jadi, mereka tahu misalnya mana relasi yang sehat dan mana yang tidak.Dan sebenarnya juga kan pendidikan seks juga termasuk tentang bagaimana berteman," ucap Ayu.

Akibat dari absennya pendidikan seks dalam keluarga ini membuat anak-anak tumbuh tanpa pengetahuan yang cukup tentang seksualitas yang bijak. Pada akhirnya, anak-anak memuaskan rasa penasarannya tersebut dari pihak eksternal seperti lingkungan, pergaulan, dan internet yang tidak bisa disaring.

Baca Juga: Menikahkan Korban Pelecehan Seksual dengan Pelaku, Trauma Belum Usai dan Hak yang Tak Terpenuhi

Ayu mengaku, ketika dirinya bertugas di puskesmas Mampang, banyak keluhan dari orang tua tentang perilaku seksual anak-anak mereka. Ayu bercerita bahwa para orang tua tersebut terkejut lantaran sang anak telah tergelincir ke dalam perilaku seksual yang menyimpang atau tidak sehat tanpa sepengetahuan mereka.

"Ada anak SD yang mengeluarkan alat kemaluannya, atau ada anak SMP memegang bagian tubuh temannya sehingga si teman jadinya enggak nyaman. Ada juga orang tua yang datang mengatakan dia khawatir soal tampilan anaknya, apakah sesuai dengan peran gendernya atau tidak, bahkan ada juga yang datang dengan kasus pelecehan seksual," tutur Ayu.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU