Optika.id - Halo cantik, mau kemana? Sendirian aja, mau abang temenin? pernah mendengar kata semacam itu keluar dari pria atau sekelompok pria di jalan maupun dimana saja? Hati-hati, perkataan tersebut sudah mengarah pada pelecehan seksual verbal yang disebut catcalling.
Catcalling merupakan tindakan pelecehan seksual yang dilakukan di tempat umum untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan cara verbal seperti memberikan komentar, atau perlakuan yang tidak senonoh.
Baca Juga: Tak Hanya Perempuan, Kaum Laki-Laki juga Wajib Belajar Literasi TPKS
Catcalling juga tergolong sebagai street harassment. Mengutip dari laman Rainn, Selasa (24/10/2023) pelecehan jalanan ini biasanya berupa gerak tubuh, komentar, atau tindakan yang tidak diinginkan yang ditujukan kepada seseorang di ruang publik tanpa persetujuannya.
Catcalling ini selain menimpa perempuan, juga tidak sedikit pria yang menjadi korbannya. Ironisnya, perilaku catcalling ini sering dianggap sebagai lelucon atau guyonan oleh para pelaku tanpa memahami dampak serius yang ditimbulkan di kemudian hari.
Adapun beberapa contoh tindakan dari catcalling yakni siulan, suara kecupan atau ciuman, main mata, komentar seksi dan sensual, komentar atas tubuh, menguntit, tindakan menghadang, memegang, atau pertanyaan dan ajakan yang sifatnya agresif.
Dampak dari catcalling ini membuat korban merasa tidak nyaman hingga mengalami ketakutan besar. Tak hanya itu, korban berpotensi untuk merasa tidak aman di ruang-ruang publik dan mereka akan menghindari untuk tidak melewati jalan tempat biasanya mereka mendapatkan catcalling.
Para korban dari catcalling ini juga rentan terkena dampak psikologis baik jangka pendek maupun panjang. adapun dampak jangka pendek ini seperti rasa malu, terhina atau marah. Sedangkan jangka panjang yakni trauma dan munculnya pandangan negatif terhadap laki-laki.
Lantas, bagaimana cara mengindari dan menghadapi catcalling? Berikut Optika.id rangkumkan dari berbagai sumber:
Abaikan Pelaku
Baca Juga: Menikahkan Korban Pelecehan Seksual dengan Pelaku, Trauma Belum Usai dan Hak yang Tak Terpenuhi
Hal yang bisa dilakukan ketika berada di situasi catcalling adalah mengabaikan pelaku, terus berjalan dan jangan melihatnya. Pasalnya, tujuan utama dari pelaku catcalling ini yakni mendapatkan perhatian dari korbannya. Segera abaikan pelaku dan cepat pergi ke tempat yang aman dan ramai apabila kalian berada di tempat yang sepi, sendirian dan merasa tidak aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berani Tunjukkan Rasa Tidak Nyaman
Kalian harus berani menunjukkan rasa ketidaknyamanan kalian apabila berada di posisi tersebut. Jangan takut menunjukkan apa yang kalian rasakan agar pelaku bisa mengerti dimana letak kesalahannya. Caranya bisa dengan tatapan tidak suka, atau gestur yang menunjukkan amarah dan kebencian.
Dokumentasi Jika Memungkinkan
Catcalling bisa juga berupa tindakan atau gestur. Apabila memungkinkan, coba untuk memfoto dan merekam kejadian atau pelaku. Jadi, apabila merasa tidak nyaman melintas ke suatu jalan, segera persiapkan gawai dan nyalakan fitur kamera agar bisa mendokumentasikan hal yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Menjaga Transportasi Umum dari Pelaku Pelecehan Seksual
Jangan Ragu
Apabila kalian marah dengan perilaku catcalling, jangan pernah menarik balik kata-kata kalian. Biasanya, pelaku merasa tidak bersalah dan malah makin menjadi. Untuk itu kalian berhak marah, kalian tidak perlu meminta maaf, dan jangan pernah merasa bersalah.
Laporkan
Laporkan perbuatan catcalling ke pihak berwajib. Kalian harus kejadian tersebut ke petugas keamanan dan pihak berwenang untuk meminta perlindungan apabila, anda mendapatkan catcalling lebih dari satu kali.
Editor : Pahlevi