Optika.id - Psikolog Klinis Ratih Ibrahim mengimbau agar orang tua memberikan stimulasi berkelanjutan pada anak setiap hari. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga tumbuh kembang kognitif sang anak itu sendiri.
Baca Juga: Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi, Kesenjangan Kesehatan Jadi Penyebabnya
Menurut Ratih, stimulasi terhadap anak penting diberikan sejak usia dini setiap hari, setiap saat dan berkelanjutan. Stimulasi tersebut diberikan lantaran anak tidak menjadi pintar dengan sendirinya, maka dari itu orang tua perlu terlibat di dalamnya.
Di sisi lain, Ratih juga pernah menemukan seorang anak yang tumbuh kembangnya tidak optimal lantaran kurangnya keterlibatan orang tua dalam memberikan stimulasi. Padahal, anak tersebut mempunyai potensi kecerdasan yang cukup tinggi.
"Kalau kita ukur potensi kecerdasannya tinggi, begitu saya gali ternyata orang tuanya kurang terlibat aktif. (Stimulasi) hanya pernah dilakukan tidak pernah diulang," kata Ratih dalam keterangan tertulis, Kamis (27/7/2023).
Adapun stimulasi yang dimaksud yakni pemberian rangsangan yang disengaja oleh lingkungan, yakni guru dan orang tua, untuk memancing respons tertentu pada anak. Stimulasi ini menurut Ratih adalah kunci untuk membantu perkembangan kognitif pada anak lantaran anak dilibakan dalam berbagai kegiatan. Namun dia memberi catatan bahwa pemberian stimulasi ini harus tetap memperhatikan usia dan tahapan perkembangan anak itu sendiri.
Baca Juga: Konsumsi Asam Folat Secara Berlebihan Ternyata Tidak Baik Untuk Ibu Hamil!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anak-anak yang sejak dini diberikan stimulasi akan meningkat fungsi kognitif dan fungsinya bekerja secara sosialnya, imbuh Ratih.
Lebih lanjut, studi yang dilakukan pada tahun 2022 memperlihatkan bahwa anak yang mempunyai perilaku adaptif dan performa akademis yang lebih baik di sekolah biasanya mendapatkan stimulasi yang tepat, cukup, dan sesuai porsinya. Di sisi lain, faktor orang tuanya sendirilah yang terlibat aktif dalam pengasuhan.
Baca Juga: Kenali Post Partum Blues, Depresi Pasca Melahirkan yang Bisa Menyerang Ibu
adapun contoh stimulasi yang bisa diberikan yakni orang tua ikut bermain bersama anak seperti menyusun puzzle, bermain petak umpet, beraktivitas bersama, atau sekadar berinteraksi dengan mereka sehari-hari.
"Bermain itu kita mematangkan daya anak berkembang, beraktivitas bareng, petak umpet, berinteraksi dengan anak akan membuat anak-anak belajar banyak," pungkasnya.
Editor : Pahlevi