Optika.id - Permasalahan beras seolah menjadi permasalahan pangan yang krusial di negeri ini. Hal tersebut wajar mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia adalah pengonsumsi beras dan menjadikan beras sebagai makanan pokoknya. Namun, hal tersebut melahirkan masalah baru dengan permasalahan beras ini dari kurangnya pasokan pangan, impor tersendat, hingga harga yang kembali melambung tinggi.
Menurut analis politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo, ada sejumlah faktor yang membuat pemerintah kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan beras ini. Masalah beras ini, apabila dilihat dari segi politik, muncul lantaran konflik lintas-sektoral.
Baca Juga: Pengamat Pertanian: Kenaikan Harga Beras Adalah Hal yang Anomali
Menurut saya masalah klasik ini terjadi karena satu memang ini lintas sektor masalahnya. permasalahan beras tidak hanya tanggung jawab Kementerian Perdagangan. Ada banyak kementerian lain yang saling berhubungan sehingga kata kelola dan tata kebijakannya harus sinkron, kata Kunto, Selasa (17/10/2023).
Kunto menilai jika antar kementerian atau antar sektor ini enggan berkomunikasi serta saling menahan diri. Mereka menganggap bahwa masalah lintas sektor itu tidak penting sehingga masalah pun tak kunjung usai. Dan, ujar Kunto, hal ini tidak bisa selesai dengan hanya mengganti menteri saja.
Mengganti menteri atau bahkan reshuffle atau apa pun nggak akan bisa menyelesaikan masalah ini, kecuali presidennya harus duduk bersama dengan semua sektor terkait kemudian membuat tata kelola dan policy yang lebih sinkron di semua kementerian. Menurut saya itu masalah utamanya, ucap Kunto.
Baca Juga: Lagi-Lagi El Nino Disalahkan Biang Kerok Harga Pangan Mahal
Poin kedua yakni dalam masalah perencanaan. Masalah perencanaan teknis ini menurutnya kadang memicu masalah kendati tata kelola atau policynya sudah baik. pelaksanaan perencanaan pemerintahan pun tentunya tidak selalu berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya aksi penyerapan anggaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu yang ketiga adalah faktor eksternal yang melibatkan banyak pihak yang berkepentingan dalam kasus beras dan beras merupakan barang penting. Maka dari itu, Kunto mengaku tidak heran apabila banyak kelompok spekulan yang mencari untung.
Ini kan terkait dengan komoditas yang paling banyak dicari gitu sehingga sangat mungkin ada pihak-pihak, ya jelas pedagang beras akan mengambil untung kalau memang bisa dispekulan-spekulan itu bisa menghitung dengan cermat sedangkan pemerintah gagal utk kemudian mengantisipasinya," kata Kunto.
Baca Juga: Panen Raya Sudah Dimulai, Bapanas Klaim Harga Beras Bakal Segera Turun
Jadi menurut saya ya paling tidak 3 faktor itu yang membuat kebijakan pemerintah dalam beras kurang efektif," pungkasnya.
Editor : Pahlevi