Soal Pilihan Capres, Anies: Bebas Pilih Siapa Saja!

author Dani

- Pewarta

Selasa, 05 Des 2023 21:34 WIB

Soal Pilihan Capres, Anies: Bebas Pilih Siapa Saja!

Optika.id - Calon presiden Anies Baswedan menghadiri acara Desak Anies Eposode 5 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa, (5/12/2023). Pada kesempatan itu, anak muda Banjarmasin memberikan pertanyaan kepada Anies Baswedan mengenai pemimpin yang menggemaskan. Seketika Capres Koalisi Perubahan ini menjawab dengan santai.

“Emang boleh? Boleh gak tuh? Boleh gak? Bebas!! Anda mau pilih karena keriting, karena warna matanya boleh, karena warna kulitnya, boleh. karena apapun juga boleh, apapun juga boleh,” kata Anies Baswedan yang juga disiarkan dalam kanal YouTube pribadinya. 

Baca Juga: Wasekjen PKB Sambut Baik NasDem Usung Anies Baswedan

Capres nomor urut 1 menegaskan bahwa semua orang berhak untuk dipilih dan siapapun berhak punya alasan apapun untuk memilih.

“Karena itu ada dua hal ya pun berhak untuk dipilih tidak ada larangan siapapun di sisi lain siapapun berhak punya alasan apapun untuk memilih,” tuturnya.

Anies Baswedan menegaskan di Indonesia tidak ada larangan seseorang untuk dicalonkan. Apalagi, lanjut Capres nomor urut 1, tidak ada larangan untuk di pilih dan memilih. Pasalnya Indonesia merupakan negara demokrasi.

“Jadi Republik  ini, tidak ada larangan untuk dicalonkan dan tidak ada larangan untuk memilih alasan dalam memilih pasangan atau calon. Jadi enggak ada larangan sama sekali, jadi tidak ada,” ungkapnya.

Namun dia menganjurkan jika memilih pemimpin harus mempunyai rekam jejak dan gagasan yang jelas semasa calon tersebut pernah memimpin. Hal itu sebagai harapan untuk memimpin sebagai orang nomor satu di Indonesia ke depan.

“Nah,  kalau saya boleh menganjurkan maka saya akan pilih berdasarkan satu, saya nih, rekam jejaknya. Dia pernah memimpin tidak? Kalau tidak pernah memimpin apa yang bisa kita harapkan besok ketika dia dapat tugas. Pertanyaan tuh,” tuturnya.

Selain itu, jika Capres-Cawapres tersebut pernah memimpin, apakah upayanya meraih kepemimpinan terlihat sejak awal atau secara mendadak.

“Kedua, dia memimpin dadakan atau memimpin sejak kecil. Ini pertanyaan ini. Saya cerita saya. Kedua saya bertanya apa rekam karyanya apa yang dia sudah kerjakan sejak masa kecil, apa yang dia lakukan ketika muda, sejak muda dia memikirkan orang banyak atau sejak muda dia memikirkan dirinya sendiri,” tuturnya.

Baca Juga: Pesan Surya Paloh untuk Anies Jelang Pilkada, Apa itu?

Hal yang harus ditanya mengenai rekam gagasannya apa pikirannya apa gagasannya. Bila calon pemimpin bersenyawa dengan gagasannya, maka ditanya apapun instingnya dia mencerminkan ideologinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ketiga, mencerminkan gagasannya, tapi dia tidak bersenyawa dengan gagasannya maka dia harus membaca teks untuk menjawab pertanyaan dari orang lain. Karena Anda tidak bersenyawa Tapi kalau Anda bersenyawa dengan ideologi, Anda bersenyawa dengan pikiran. Maka pikiran Ideologi itu di dalam badan Anda mau ditanya ya itu jawabnya. Jadi inilh yang disebut bersenyawa,” tegasnya.

Dia menegaskan bahwa masa lalu tidak bisa dipungkiri, tapi masa depan bisa dibuatkan jawaban dari Capres-Cawapres yang dipilih anak muda.

“Masa lalu tidak bisa dipungkiri, justru masa depan bisa dibuatkan jawaban yang enak didengar di kuping. Jadi boleh boleh saja, tapi kalau saya akan memilih berdasarkan rekam gagasan, rekam karya rekam jejak kepemimpinannya kira-kira begitu,” tuturnya.

Anies Baswedan meminta masyarakat agar benar-benar melihat gagasan Capres-Cawapres yang dibawa dalam kontestasi politik saat ini. Menurut Anies Baswedan, gagasan calon pemimpin harus sesuai dengan ideologi yang mereka pegang.

Baca Juga: NasDem Ungkap Anies Paling Pantas untuk Diusung, Bukan dari Kalangan Kader!

“Jadi tanya sudah punya gagasan nggak, sejak muda. Kalau tidak ada berarti dia tidak bawa gagasan berarti dia tidak membawa bersenyawa dengan gagasan apa yang kita harapkan besok kalau kemarin tidak membawa. Lalu dari situ baru Anda prediksi ke depan. Prediktor terbaik atas masa depan adalah masa lalunya,” jelasnya.

“Karena itu kalau bertanya tentang seseorang, jangan tanya ‘Pak besok mau apa?’ Oh dia bisa kasih jawaban yang Anda bisa tepuk tangan. Jadi tanya ‘pak besok mau buat apa? oh saya akan memikirkan tentang Indonesia secara keseluruhan. Memang anda dulu memikirkan Indonesia mana buktinya?,” tambahnya.

Lalu Anies Baswedan memuji mahasiswa yang menjadi aktivis. Menurut dia, menjadi aktivis berarti memikirkan orang banyak.

“Buat aktivis-aktivis maka Anda sedang memikirkan orang banyak dari masa muda,” ujarnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU