Seberapa Pengaruh Debat Capres-Cawapres Dongkrak Elektabilitas?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 13 Des 2023 13:13 WIB

Seberapa Pengaruh Debat Capres-Cawapres Dongkrak Elektabilitas?

Optika.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah memutuskan jadwal debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sebanyak lima kali. debat pertama khusus capres telah digelar pada 12 Desember 2023. Sementara debat kedua untuk cawapres yang akan digelar pada 22 Desember 2023. Berlanjut pada debat ketiga untuk capres pada 7 Januari 2024. Kemudian debat keempat untuk cawapres yang digelar pada 21 Januari 2024 dan debat kelima sekaligus yang terakhir, untuk capres digelar pada 10 Februari 2024.

Lantas, seberapa besar efek elektoral debat pasangan capres dan cawapres terhadap paslon?

Baca Juga: Gagasan Tangani Isu Keperempuanan Capres Tidak Menyentuh Akar Masalah

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai jika dampak tersebut tidak bisa dilihat dari besar atau kecil, sedikit atau banyak. Dia memastikan bahwa dampak terhadap elektoral tentu ada. Khususnya yang terkait dengan preverensi atau pilihan public terhadap capres atau cawapres.

Maka dari itu, Ujang menyebut jika dari waktu ke waktu, format debat selalu menarik untuk menjadi bahasan dan terus dibahas oleh penyelenggara pemilu itu sendiri. debat juga menjadi ajang tontonan yang menarik untuk masyarakat karena dalam forum tersebutlah akan disampaikan visi dan misi, program, ide serta gagasan dari masing-masing paslon.

"Jadi saya melihatnya bukan dari besar atau kecil, sedikit atau banyak. Karena ini terkait pada pilihan publik, pilihan rakyat, dan pilihan masyarakat terhadap capres dan cawapres. Soal seberapa besar nilai dan volumenya, tentu harus dilakukan survei yang objektif untuk melihat itu. Tetapi kalau kita lihat secara psikologis dan sosiologis, dampak debat itu ada," ucap Ujang kepada Optika.id, Rabu (13/12/2023).

Menurut Ujang, kandidat akan mendapatkan poin plus dari masyarakat, dan bisa mendapatkan simpati publik ketika debatnya bagus, meyakinkan, rasional, tidak banyak gimmick dan disukai oleh publik.

Saya rasa pemilih saat ini sudah makin pintar dan trust issue sama yang sudah-sudah ya. jadi mereka lebih skeptis, lebih kritis, tidak mudah dibujuk dengan narasi gimmick, kata Ujang.

Dihubungi secara terpisah, menurut founder LSI Denny JA, Denny Januar Ali, berdasarkan riset yang dilakukan oleh lembaganya pada Pilpres 2019 silam, pasca melihat acara debat, responden surveinya stagnan dan tidak berdampak elektoral.

Baca Juga: Para Capres Kurang Greget Jawab Masalah Kesejahteraan di Debat Pamungkas

"Yang mengatakan bahwa responden mengubah pilihannya setelah menonton debat capres/cawapres hanya 2,9% saja. Jadi ternyata debat ini tak banyak efek elektoralnya," ucap dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lebih lanjut, Denny mengatakan bahwa yang menonton debat hanya 50,6ri seluruh populasi pemilih Indonesia. namun, dari total yang melihat tersebut, banyak dari mereka yang hanya sekilas melihat seperti 5 menit, 10 menit atau 15 menit. Sementara yang menonton debat secara keseluruhan hanya 14,9ri populasi saja.

Kemudian, 5,8ri yang menonton debat tersebut mengaku mengubah pilihannya. Karena yang menonton debat hanya separuh dari populasi pemilih, maka total yang bisa berubah dari populasi pemilih pascadebat hanya 2,9% saja.

Perubahan tersebut menurut Denny hanyalah terjadi di kalangan swing voters saja atau pemilih yang masih belum menentukan pilihan dan para pemilih yang sudah memilih namun masih ragu-ragu terhadap pilihannya. Sedangkan pemilih militant para capres dan cawapres tidak peduli dengan gagasan dan debat yang digelar sehingga pendiriannya tidak goyah.

Baca Juga: Debat Capres Terakhir Bikin Rakyat Kena Prank Nasional

Lebih lanjut Denny mengungkapkan ada beberapa hal yang mengubah pandangan usai menonton debat.

Pertama, adalah mereka yang belum memilih setelah menonton debat kemudian berubah menjadi memilih. Atau mereka yang sudah memilih, namun berubah menjadi tidak memilih alias golput saja.

Atau mereka yang awalnya memilih calon A pindah ke calon B. Bisa juga sebaliknya, dari memilih calon B pindah ke calon A. Dari yang menonton debat, mereka mengatakan bahwa 40% itu, dipengaruhi oleh substansi pesan yang disampaikan oleh capres atau cawapres, pungkasnya. 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU