Ucapan Gibran Saat Debat Tak Semanis Kenyataan

author Eka Ratna Sari

- Pewarta

Rabu, 27 Des 2023 10:32 WIB

Ucapan Gibran Saat Debat Tak Semanis Kenyataan

Optika.id - Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 2, masih menjadi sorotan warganet karena debat cawapres. Gibran yang sering salah dan bingung saat ditanya warga, tiba-tiba jadi fasih berbicara saat debat cawapres.

Hal itu diangkat oleh aktivis media sosial, Prihati Utami. Lewat fanspage Facebooknya, dia mengungkap beberapa fakta bahwa perkataan Gibran tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Baca Juga: Setara Institute: Prabowo-Gibran Akan Bawa Indonesia ke Otoritarianisme 2.0

“Saya agak heran dengan debat cawapres kemarin, rasanya di antara tiga cawapres yang tampil paling bagus hanya Gibran Rakabuming Raka. Kok agak berbeda dengan saat dia dihadapkan dengan pertanyaan langsung di lapangan?” tulis Prihati Utami, pada Selasa (26/12/2023).

Ia memberi contoh, saat Gibran ditanya seorang ibu-ibu cara agar harga cabai stabil. Gibran hanya menjawab bahwa kenaikan harga cabai di akhir tahun adalah hal yang biasa, tanpa menjelaskan strateginya untuk mengendalikan harga cabai.

Begitu juga saat berdialog bersama para santri Al-Tsaqafah, Minggu (10/12/2023). Seorang santri menanyakan kiat sukses kepada Gibran. Walikota Solo ini pun menjawab dengan singkat, untuk menjadi orang sukses cukup dengan belajar dan patuh kepada kiai.

“Ah mungkin saja itu hanya perasaan saya, begitu juga penilaian publik di luar sana. Tapi ternyata saking fokusnya publik dengan narasi yang lancar dikeluarkan Gibran, ada rekam jejak yang belum diperlihatkan ke publik,” ujarnya.

Menurut Utami, ada banyak rekam jejak yang menunjukan Gibran tidak bisa menjawab persoalan di kota tempat dia memimpin saat ini. Misalnya, saat BEM UNS Solo menyuarakan keresahan warga Gilingan terkait penyediaan sanitasi dan air bersih yang seringkali tercemar tinja.

“Coba kita cek lagi mulai dari pembicaraan tentang sanitasi. Selama menjabat di Solo dia banyak dikeroyok massa karena mempertanyakan persoalan sanitasi, misal dari mahasiswa UNS yang menyinggung sanitasi di Kampung Gilingan sampai tercemarnya air bersih di bantaran sungai Bengawan Solo,” tulisnya.

Ia juga menyinggung jawaban Gibran saat debat terkait keberlanjutan IKN Nusantara yang faktanya hingga November 2023 masih sepi investor. Prof Mahfud yang menjadi lawan debatnya, sejatinya juga tahu karena juga menjadi bagian dari pemerintah.

“Tapi dengan dengan penuh arogansi Gibran malah menyuruhnya googling. Woah, Gibran memang si paling pintar dan…. Cerdik,” katanya.

Baca Juga: Masyarakat Sipil Demo di KPU, Minta Paslon 02 Didiskualifikasi

Gibran pada saat itu menyebut ada dua investor yang sudah berinvestasi di IKN, yakni Mayapada dan Agung Sedayu. Padahal, dua perusahaan taipan tersebut juga menjadi sponsor pemenangan Prabowo-Gibran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kok bisa disebut investor IKN? Artinya Gibran sedang endorse dong di panggung debat? Saya rasa ada harga tinggi yang ditawarkan di balik peng-endorse-an dua perusahaan besar itu, karena levelnya tinggi bisa sampai ke panggung debat,” sebutnya.

Ketidakselarasan lain juga terlihat saat Gibran membahas PSN yang berjalan masif di Solo. Gibran menyebut PSN itu sudah merata ke seluruh daerah di Indonesia.

“Nyatanya berdasarkan data, di antara kota-kota lain, Solo paling tinggi mendapat gelontoran PSN dari pusat. Dia juga menceritakan soal masjid Syekh Zayed yang menguntungkan Solo. Ya kalau bukan Presiden Jokowi apa bisa masjid megah itu berdiri di Solo? Itu hanya pertanyaan simpel saja dari fakta yang ada,” paparnya.

Utami juga menyoroti ketika Gibran membahas soal e-commerce, sementara faktanya banyak perusahaan miliknya yang bangkrut. Misalnya aplikasi Madhang yang kini akhirnya tutup, dan menyebabkan kerugian terhadap penggunanya.

Baca Juga: Akademisi Unair: Khofifah Sosok Dibalik Suksesnya Prabowo-Gibran Dulang 65 Persen Suara di Jatim

“Lalu kalau sudah ada banyak jenis e-commerce yang dibentuknya dan tumbang begitu saja, apa layak dipamerkan ke publik?” tanyanya. Dia mengakui memang ada sebagian orang yang memuji penampilan anak sulung Presiden Jokowi itu. Kecakapannya dalam merangkai kata, mampu membuat publik terpukau.

Namun, yang terpenting justru kebenaran isi atau pernyataan yang diucapkan, dan hal itu harus dibuktikan

“Kalau fakta di lapangan saja rasanya tidak semanis yang dilontarkan calon pemimpinnya, bagaimana bisa kepercayaan itu tumbuh untuk membawa Indonesia menuju masa keemasannya?” jelasnya.

Menurutnya, publik harus jeli dengan yang sudah disampaikan para kontestan. Jangan sampai publik termakan oleh hoax, karena yang diucapkan melenceng jauh dari fakta di lapangan.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU