Cara Mengatasi Feeling Blue, Sebuah Perasaan Sedih yang Mengharu Biru

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 29 Des 2023 22:08 WIB

Cara Mengatasi Feeling Blue, Sebuah Perasaan Sedih yang Mengharu Biru

Optika.id - Pernahkah kalian merasakan dan menghadapi momen yang membuat perasaan menjadi sedih di tengah aktivitas sehari-hari? Jika pernah, fenomena tersebut dikenal dengan istilah feeling blue.

Dikutip dari Medical News Today, Kamis (28/12/2023) yang dimaksud dengan feeling blue adalah istilah atau idiom yang menggambarkan perasaan sedih atau melankolis. Biasanya, perasaan ini berkaitan dengan muram, kesedihan, murung, tak bahagia dan putus asa.

Baca Juga: Tepis Niat Bunuh Diri dengan Self-Care dan Safety Plan, Apa Itu?

Sementara itu, menurut Huffington Post, Jumat (29/12/2023) kata feeling blue diduga berasal dari tradisi kapal yang mengibarkan bendera biru atau pita biru ketika ada seorang kapten meninggal. Lalu dugaan lainnya berasal dari mistisisme yang melibatkan nila biru yang banyak digunakan dalam budaya Afrika Barat pada upacara kematian. Yang mana dalam upacara tersebut pelayat akan mengenakan pakaian yang berwarna biru nila untuk menunjukkan duka atau penderitaan.

Asosiasi mistis tersebut lantas diterjemahkan ke Amerika Serikat dan para budak yang bekerja di perkebunan kapas di wilayah selatan yang kerap menyanyikan lagu seperti nyanyian pujian yang biasa disebut dengan blues.

“Kata “blue” pertama kali digunakan penyair Inggris, Geoffrey Chaucer pada 1385 dalam puisinya “Complaint of Mars”. Penulis dan diplomat Amerika, Washington Irving dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan istilah “the blues” pada 1807 sebagai sinonim untuk kesedihan,” tulis Huffington Post, dikutip Optika.id, Jumat (29/12/2023).

Terlepas dari asal muasal dan budaya feeling blue tersebut berasal, dikutip dari Health Line, apabila kita merasa sedih, biasanya kita kekurangan motivasi dan ingin menghabiskan waktu sendiri. lazimnya feeling blue ini tak muncul begitu saja lantaran ada penyebab spesifik yang melatarbelakanginya. Misalnya, merasa melewatkan sebuah kesempatan, kehilangan pekerjaan, teman atau orang yang dicintai, frustasi dengan hidup dan menghadapi suatu pengkhianatan.

Menanggapi hal tersebut, Psikolog Fitri Ayu menjelaskan bahwa feeling blue adalah pengalaman emosional yang kerap dialami oleh banyak orang. Menurut Fitri, feeling blue bukan hanya tentang kesedihan saja.

“Ini bukan hanya tentang sedih, tetapi juga bisa menggambarkan perasaan kehilangan semangat, kebingungan, dan terkadang hampa,” ujarnya kepada Optika.id, Jumat (29/12/2023).

Kendati rasa sedih ini bersifat sementara, sambungnya, orang-orang harus bisa membedakan antara perasaan sedih yang sementara dengan kondisi yang lebih serius seperti depresi. Menurut Fitri, feeling blue merupakan respons alami terhadap stress atau peristiwa kehidupan. Dia menggaris bawahi, apabila perasaan tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari, maka taka da salahnya untuk mencari bantuan professional kesehatan mental.

Lebih lanjut, melansir dari Medical News Today, ada perbedaan antara feeling blue dengan depresi itu sendiri.

Baca Juga: Beragam Alasan Mengapa Mahasiswa Memilih Mengakhiri Hidup, Kampus Bisa Apa?

Perbedaan pertama adalah feeling blue biasanya memiliki alasan, sementara depresi bisa terjadi tanpa alasan sama sekali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sedangkan alasan yang kedua adalah kesedihan cenderung membaik seiring berjalannya waktu. akan tetapi, depresi berlanjut hampir sepanjang hari selama dua minggu atau lebih.

Alasan ketiga adalah feeling blue tidak mengganggu aktivitas sehari-hari sedangkan depresi dapat berdampak signifikan terhadap kemampuan seseorang dalam mengelola tanggung jawab sehari-hari. Sementara itu, menurut Health Line, depresi juga bisa memicu pikiran seseorang untuk melakukan bunuh diri. Sedangkan biasanya kesedihan tidak menimbulkan pikiran untuk mengakhiri hidup atau melukai diri sendiri.

“Masyarakat harus menyadari bahwa memahami dan menerima perasaan emosional adalah langkah awal yang penting. Komunikasi terbuka, perhatian pada pola tidur dan makan, serta menjaga koneksi sosial yang sehat adalah hal-hal yang dapat membantu mengelola perasaan tersebut.” Jelas Fitri.

Untuk mengatasi feeling blue ini, Fitri mengungkapkan bahwa bagi beberapa individu, pendekatan mandiri bisa membantu. Biasanya, kita terlebih dahulu bisa mengidentifikasi pemicu kesedihan. Setelah mengetahui apa penyebabnya, kita bisa mengambil tindakan untuk mulai mengatasinya.

Baca Juga: Berbagai Faktor Bisa Buat Orang Bunuh Diri, Segera Dampingi Orang Terkasih!

Sementara itu, menurut Health Line, ada beberapa tips utnuk mengatasi perasaan sedih mengharu biru tersebut. Pertama, berbagi kesedihan dengan seseorang yang dipercaya. Kedua, usahakan untuk selalu membangkitkan dan menjaga suasana hati dengan menonton film komedi, atau bermain gim lucu, atau membaca cerita-cerita lucu agar kita bisa tertawa dan terhibur sehingga pikiran sedih teralihkan.

Tips ketiga adalah melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Keempat, pergi menghabiskan waktu kea lam.

“Menghabiskan waktu di sekitar pepohonan, bunga, air mengalir, dan elemen alam lainnya juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan menghilangkan perasaan sedih atau tertekan,” tulis Health Line.

Dan yang terakhir adalah dengan ‘melampiaskan’ emosi dengan beberapa kegiatan kreatif dan bermanfaat misalnya menulis puisi, mendengarkan musik untuk mengungkapkan perasaan, atau mengubah rutinitas yang membosankan. Kendati demikian, bantuan professional juga kerap diperlukan.

“Konseling atau terapi psikologis dapat memberikan strategi yang efektif dalam mengatasi perasaan feeling blue. Ini bukan tanda kelemahan, tetapi langkah positif untuk kesejahteraan mental kita,” pungkas Fitri.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU