Tepis Niat Bunuh Diri dengan Self-Care dan Safety Plan, Apa Itu?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 21 Nov 2023 16:05 WIB

Tepis Niat Bunuh Diri dengan Self-Care dan Safety Plan, Apa Itu?

Optika.id - Seringkali ketika seseorang mengutarakan keinginannya untuk bunuh diri (suicidal thought), hal tersebut tidak menunjukkan orang itu benar-benar ingin mengakhiri hidupnya sendiri. keinginan tersebut biasanya muncul hanya sebagai bentuk ekspresi pikiran mereka ketika memiliki dan menanggung masalah yang tidak mampu mereka atasi, menahan rasa sakit luar biasa, atau memendam emosi yang mendalam. Sehingga, mereka menganggap bahwa bunuh diri merupakan cara terbaik untuk menghilangkan segala beban dan kepenatan yang mereka pikul selama ini.

Dilansir dari laporan Kepolisiaan Republik Indonesia, terdapat sebanyak 663 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang bulan Januari – Juni 2023. Angka tersebut meningkat sebesar 36,4% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 silam yang sebanyak 486 kasus.

Baca Juga: Pemilu Sebabkan Banyak Orang Stres, Ini Cara Mengatasinya

Sementara itu, mengutip dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), Psikolog Gadjah Mada Medical Center, Nopi Rosyida mengungkapkan bahwa dalam depresi terdapat kondisi yang disebut dengan gangguan depresi mayor yang ditandai oleh sembilan simtom klinis.

Lebih lanjut, gangguan tersebut ditandai oleh perasaan sedih luar biasa dan mendalam, gangguan tidur berkepanjangan, kehilangan minat terhadap sesuatu hingga tubuh yang mudah lelah.

Gejala selanjutnya yakni individu tersebut terus menerus merasa bahwa diri mereka tidak berharga, perubahan nafsu makan secara signifikan, kehilangan minat dalam bersosialisasi, sulit berkonsentrasi, dan memikirkan penyelesaian derita lewat kematian atau bunuh diri.

"Depresi bisa menjadi salah satu faktor penyebab bunuh diri dan ada banyak penyebab lain yang mungkin terlibat. Gambaran ini bukan untuk mendiagnosis diri sendiri, tetapi penting untuk mencari bantuan jika mengalami gejala depresi bahkan pikiran bunuh diri," ujar Nopi, Senin (20/11/2023).

Baca Juga: Alami Baby Blues, Kapan Sebaiknya Ibu Pergi ke Psikolog?

Melansir dari laman Into The Light, Senin (20/11/2023) kesehatan mental memerlukan perawatan terus menerus agar tetap bisa berada dalam kondisi terbaik yang dialami oleh individu tersebut. Adapun salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan mental yakni self-care atau merawat diri sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah satu cara merawat diri yang bisa dilakukan adalah menyisihkan waktu sebentar untuk fokus pada diri sendiri dan mengalihkan perhatian dengan mencari kesibukan ketika merasa memiliki beban yang sangat sulit dihadapi. Terus lakukan cara tersebut hingga kalian telah merasa siap untuk melanjutkan aktivitas lainnya dan buat hal ini sebagai kebiasaan rutin.

Manfaat lain melakukan self-care secara berkala ini tidak hanya sebatas membantu menjaga keseimbangan pikiran dan jiwa saja, melainkan juga berdampak positif pada kesehatan fisik, meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan dan memiliki kemampuan dalam mengandalikan emosi.

Baca Juga: Stres Pasca Pemilu Bayangi Pendukung yang Jagoannya Kalah, Bahaya Bagi Mental?

Adapun cara self-care yang bisa dilakukan dan dinikmati di rumah yakni merawat diri, memakai skincare, berkumpul bersama teman-teman dekat, mendengarkan musik favorit, mencoba aktivitas kreatif seperti menulis dan melukis, serta berolahraga. Namun, yang terpenting ketika melakukan self-care yakni bisa menyisihkan waktu untuk merayakan diri sendiri dan menikmati setiap momen yang sedang diciptakan.

Akan tetapi, apabila self-care dirasa tidak cukup untuk memberikan ketenangan bahkan justru sering menghadapi situasi yang memicu pikiran untuk bunuh diri, maka disarankan segera menyusun rencana keamanan (safety plan) yang didalamnya mencantumkan potensi pemicu pemikiran bunuh diri dan strategi untuk menghindarinya. 

Selain itu, dalam safety plan tersebut juga harus menyimpan daftar kontak orang-orang yang terpercaya dan professional yang dapat dihubungi ketika membutuhkan bantuan. Dengan safety plan tersebut, seseorang akan memiliki alat yang efektif dalam mengatasi pemikiran negatif serta menghindari situasi berisiko lainnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU