Menimbang Untung Rugi Magang Kampus Merdeka, Benarkah Efektif Atasi Pengangguran?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Sabtu, 30 Des 2023 11:08 WIB

Menimbang Untung Rugi Magang Kampus Merdeka, Benarkah Efektif Atasi Pengangguran?

Optika.id - Deasy (20), mahasiswa dari Universitas Nasional (UNAS) ini mengaku mulai mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) atau kegiatan magang sejak periode 14 Agustus hingga 31 Desember 2023. Dia magang di perusahaan ritel yang bergerak di bidang fesyen.

Dia mengakum selama mengikuti program magang ini, nilai positif yang didapatkan adalah bertemu mentor kerja yang sesuai dengan bidang kerjanya serta mendapatkan pengalaman bekerja. Selain itu, ada konversi satuan kredit semester (SKS) sebanyak 20 SKS, mendapatkan sertifikat, dan bantuan hidup hingga portfolio untuk bekal jenjang karier ke depannya.

Baca Juga: Abai Atasi Angka Pengangguran Usia Muda yang Kian Tinggi

“Konversi SKS (satuan kredit semester) sebanyak 20 SKS, (mendapatkan) sertifikat, dan bantuan biaya hidup,” ujar Deasy kepada Optika.id, Jumat (29/12/2023).

Bantuan hidup ini, kata Deasy, sama dengan gaji dari pemerintah. Adapun total menjalankan program ini dia mendapatkan dana sebesar Rp14 juta. Kendati demikian, ada beberapa kendala yang dihadapinya.

“Teknis, seperti perangkat yang digunakan pribadi karena anak magang memang biasaya tidak disediakan perangkat. Tapi di mitra saya disediakan PC (personal computer) untuk mengedit,” kata dia.

Klaim Nadiem Cepat Dapat Kerja

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dalam Vokasifest X Festival Kampus Merdeka ke-3 Tahun 2023 yang digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Senin (11/12/2023) lalu mengklaim jika lulusan MBKM atau kegiatan magang lebih cepat bekerja daripada mereka yang tidak mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam acara itu, Nadiem menyebut jika rata-rata nasional terhadap masa tunggu bekerja adalah 10 bulan sedangkan masa tunggu bekerja lulusan yang merupakan alumni MBKM hanya 7 bulan saja.

Bahkan, dalam acara yang sama, Kepala Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kampus Merdeka Kemendikbudristek, Wachyu Hari Haji menyebut jika rata-rata mahasiswa mendapatkan pekerjaan empat bulan setelah lulus. Sementara alumni MSIB Kampus Merdeka hanya menunggu 1,3 bulan untuk bekerja.

Melalui program magang tersebut, Kemendikbudristek pun optimis bahwa jumlah pengangguran terdidik yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi bisa berkurang.

Kurang Efektif Atasi Pengangguran

Akan tetapi, berbeda dengan Pengamat Pendidikan Doni Koesoema Albertus yang menilai, sejauh yang dia tahu, program magang Kampus Merdeka kurang efektif untuk mengatasi pengangguran. Alasannya yakni, biaya besar yang dikeluarkan untuk program magang itu tidak sebanding dengan akses masuk ke dunia kerja.

Baca Juga: Bukan Hanya Pekerjaan, Tapi Pengalaman! Lowongan Magang di PT Gondowangi Tradisional Kosmetika

“Mereka yang magang pun tidak otomatis diterima sebagai calon karyawan di tempat kerja,” ujar Doni kepada Optika.id, Sabtu (30/12/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sisi lain, tidaka da perjanjian tertulis antara pemberi kesempatan magang dengan mahasiswa magang itu sendiri. padahal, biaya operasional yang dikeluarkan oleh program Kampus Merdeka ini sangat besar.

Pengangguran terbuka, ujar Doni, memang turun sebanyak 0,53%. Jumlah ini tergolong cukup sedikit dan tak semua karena magang Kampus Merdeka.

Pasalnya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2023 ini sebanyak 147,71 juta orang. Jumlah ini naik sebanyak 3,99 juta dari Agustus 2022. Adapun penduduk yang bekerja sebanyak 139,85 juta orang dan naik sebanyak 4,55 juta orang dibandingkan Agustus 2022. Sedangkan jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2023 sebesar 5,32% dan turun sebesar 0,54% dibandingkan Agustus 2022.

Selanjutnya, pada Agustus 2023, penduduk yang bekerja masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah yani sebesar 36,82%. Sedangkan untuk penduduk bekerja yang tamatan Diploma I-IV, S1-S3, sebesar 12,76%. Akan tetapi, penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan SMP-S3 mengalami peningkatan.

Sementara itu tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK pada Agustus 2023 masih paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yakni sebesar 9,31%. Sementara itu, tingkatan pengangguran terbuka paling rendah adalah pendidikan SD ke bawah yakni 2,56%.

Baca Juga: Merdeka Mengajar Bakal Diberhentikan Anies, Ada Masalah Apa?

Penurunan tingkat pengangguran terbuka terjadi pada hampir semua tingkat pendidikan pada Agustus 2022. Penurunan terbesar terjadi pada yang berpendidikan SMP yakni 1,17%. Sedangkan lulusan diploma dan sarjana mengalami peningkatan tingkat pengangguran terbuka masing-masing 0,20% dan 0,38%.

Terlepas dari data-data di atas, agar program magang Kampus Merdeka ini bisa berdampak bagi tenaga kerja, Doni menyarankan Kemendikbudristek harus berani membuat kesepakatan dengan pemberi magang atau perusahaan agar mahasiswa magang dijamin untuk bekerja di perusahaan tersebut.

“Bila ini (kesepakatan) tidak ada, magang hanya menjadi program pemborosan anggaran yang tidak efektif,” tutur Doni.

Tak hanya itu, Doni menegaskan Kemendikbudristek harus bisa transparan melaporkan ke publik efekitivitas program Kampus Merdeka serta biaya program tersebut agar fokus anggaran pada persiapan tenaga kerja bisa efektif.

Terakhir, Doni menegaskan bahwa program Kampus Merdeka ini harus dievaluasi secara total dan sistematis lantaran masih belum ada integrase dengan sistem data pendidikan tinggi yang mampu melahirkan lulusan berkualitas.

 “Karena program tiga semester studi di luar kampus tidak disertai penataan kurikulum program studi yang kuat,” kata Doni.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU