Optika.id - Momen liburan Natal dan tahun baru (Nataru) menjadi momen yang ditunggu untuk melaksanakan liburan dengan pergi ke luar daerah dan mengunjungi destinasi anyar bersama keluarga. Untuk melakukan liburan, tentu berbagai persiapan dilakukan guna menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah dengan upaya proteksi melalui asuransi.
Pengamat Asuransi, Irvan Rahardjo menyarankan agar masyarakat memiliki proteksi tambahan berupa asuransi rumah hingga asuransi perjalanan selama masa Nataru.
Baca Juga: Ini Tips Cerdas Kelola Finansial Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Dengan memiliki asuransi rumah, ujar Irvan, maka ada jaminan risiko minimal kebakaran dan risiko pencurian harta benda. Dirinya juga mengimbau agar masyarakat juga mempunyai asuransi perjalanan dengan jaminan kematian, cacat badan serta pengobatan akibat kecelakaan, kehilangan bagasi serta keterlambatan pesawat.
Tak hanya itu, masyarakat juga bisa memiliki asuransi kendaraan dengan jaminan risiko all risk, minimal TLO (Total Loss Only).
Memiliki asuransi kesehatan komersial, minimal BPJS Kesehatan dengan status kepesertaan aktif, kata Irvan, dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Minggu (31/12/2023).
Di sisi lain, Irvan mengimbau agar masyarakat memastikan semua polis asuransinya sedang dalam keadaan aktif, tidak ada tunggakan, premi terbayar, serta terdokumentasi dengan baik. sebelum libur panjang Nataru, imbuhnya, masyarakat diingatkan untuk memastikan keamanan rumahnya dengan mengunci jendela dan pintu ketika hendak bepergian.
Lepaskan peralatan listrik dan elektronik dari setop kontak listrik bila tidak diperlukan untuk beberapa lama, karena dapat menimbulkan kerusakan bila terjadi gangguan hujan lebat disertai petir, tuturnya.
Untuk diketahui, berdasarkan Data Survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) memperkirakan ada sebanyak 107,63 juta orang yang bakal melakukan perjalanan pada libur Nataru tahun 2023/2024 ini.
Baca Juga: Jelang Nataru, BPOM Temukan Banyak Produk Pangan Ilegal, Kedaluwarsa dan Rusak
Dengan kata lain, ada peningkatan sebanyak 143ri libur Nataru di tahun sebelumnya apabila dibandingkan dengan momen libur tahun lalu yang diprediksi hanya ada sekitar 44,17 juta orang yang melakukan perjalanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, dalam keterangan yang sama, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai jika normalisasi mobilitas yang terlihat akhir-akhir ini mendorong peningkatan beberapa sektor seperti bisnis riil, sehingga bisa meningkatkan permintaan asuransi umum, khususnya kenaikan permintaan asuransi perjalanan.
Tak hanya itu, masyarakat saat ini menurut AAUI sudah lebih memahami manfaat dari asuransi perjalanan. Pasalnya, asuransi perjalanan saat ini sudah menawarkan harga yang sangat terjangkau namun mempunyai coverage yang bisa mencegah risiko yang mungkin timbul di kemudian hari. Salah satunya adalah bagasi hilang, delay, dan sejenisnya.
Tren asuransi perjalanan yang terus bergerak menanjak dari tahun 2019 ini diuangkap oleh Direktur Eksekutif AAUI, Bern Dwiyanto yang melihat bahwa kondisi asuransi perjalanan sebelum pandemic mampu mencapai Rp765 miliar.
Baca Juga: Epidemiologi Imbau Peningkatan Covid-19 Jelang Libur Nataru
Sedangkan pada tahun 2022, realisasi asuransi perjalanan diperkirakan mencapai Rp800 miliar sementara di tahun ini, asuransi perjalanan kembali merekah bahkan bisa melampaui realisasi tahun sebelumnya.
Tahun lalu saja dengan masih adanya pembatasan mobilisasi bisa membukukan asuransi perjalanan sebesar Rp800 miliar, tahun ini dengan tidak adanya lagi pembatasan mobilisasi diharapkan di atas Rp1 triliun, kata Bern.
Maka dari itu, berkaca pada periode sebelumnya, dia mengingatkan bahwa industri asuransi umum biasanya melihat peluang besar serta merasa optimis terhadap meningkatnya permintaan dan pertumbuhan asuransi perjalanan.
Apalagi dengan perkembangan digital saat ini makin membaik, sehingga asuransi dapat bertumbuh baik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia, ujarnya.
Editor : Pahlevi