Djayadi Hanan: Pernyataan Prabowo di Rakornas PAN untuk Partai yang Belum Gabung

author Dani

- Pewarta

Minggu, 12 Mei 2024 12:41 WIB

Djayadi Hanan: Pernyataan Prabowo di Rakornas PAN untuk Partai yang Belum Gabung

Jakarta (optika.id) - Analis politik Djayadi Hanan berpendapat pernyataan Presiden RI terpilih Prabowo Subianto saat menghadiri Rakornas Partai Amanat Nasional (PAN) ditujukan pada partai politik yang belum mau menjadi bagian pemerintahan.

Pendapat Djayadi tersebut disampaikan dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Sabtu (11/5/2024). Dia menjawab pertanyaan mengenai maksud dari pernyataan Prabowo.

Djayadi mengatakan, pidato Prabowo tersebut disampaikan saat menghadiri rakornas partai politik.

“Pidato itu kan konteksnya di Rakornas PAN, rakornas partai politik, kan. Kedua, konteks lainnya adalah Pak Prabowo sebagai presiden terpilih sedang dalam masa transisi untuk menyiapkan pemerintahannya ketika nanti disumpah sebagai presiden,” kata Djayadi membeberkan.

"Ketiga, dalam kontes itu, salah satu upaya yang menonjol adalah upaya untuk menopang pemerintahan Pak Prabowo ke depan dengan koalisi atau kerja sama partai-partai.”

Bagaimana pun juga, kata dia,  jika berhitung dari jumlah kursi di DPR yang diperoleh partai koalisi yang mendukung Prabowo di Pemilu 2024 lalu, masih belum mencukupi.

“Belum ada yang resmi menyatakan bergabung kan, meskipun ada tanda-tanda dari NasDem, PKB, dan lainnya.”

“Kalau kita membaca pernyataan Pak Prabowo dalam konteks itu, tentu saja yang paling menonjol adalah itu berarti ditujukan kepada partai yang belum mau atau memberi sinyal tidak mau menjadi bagian dari pemerintahan,” ungkapnya.

Saat ditanya apakah masuk akal jika pernyataan Prabowo dikaitkan dengan rencana pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang dinilai beberapa pihak belum ada perkembangan, Djayadi mengatakan itu masuk akal.

“Masuk akal juga, bisa saja. Tapi begini, menurut saya, pertama, kerja sama atau koalisi atau berada di dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan, itu kan sama-sama kerja sama,” tuturnya.

“Jadi berada di pemerintahan itu kerja sama, berada di luar pemerintahan itu juga sebetulnya bagian dari kerja sama. Kerja sama untuk yang satu memberikan check, memberikan pengawasan, yang satu berupaya menjalankan agenda-agenda langsung dari pemerintahan yang sedang berkuasa.”

Kerja sama, lanjut Djayadi, seharusnya didefinisikan secara lebih luas.

Yang kedua, kata dia, partai politik yang berada di luar pemerintahan bukan merupakan penonton, karena mereka memiliki peran yang jelas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Perannya kan jelas, bukan penonton, ada peran masing-masing begitu di situ.”

Ia kemudian menganalogikan dengan permainan sepak bola. Menurut Djayadi, partai yang berada di pemerintahan bukan berarti mereka pemain di lapangan dan partai yang di luar pemerintahan pun bukan pemain cadangan.

“Bukan kalau menurut saya, itu tidak tepat. Kalau menurut saya mereka sama-sama pemain, punya fungsi masing-masing. Jadi dua-duanya harus berfungsi.”

“Jadi berada di dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan adalah bentuk kerja sama,” jelasnya.

Sebelumnya, Kompas.TV memberitakan,  Prabowo  mengatakan pihaknya akan terus berupaya merangkul seluruh pihak untuk bekerja sama dalam membangun Indonesia.

Namun, kepada pihak yang tak ingin bekerja sama, ia berpesan agar mereka menjadi penonton yang baik, karena dirinya dengan elemen bangsa lainnya ingin bekerja dalam memberi kemajuan bagi Tanah Air.

Pernyataan Prabowo itu disampaikan saat menghadiri Rakornas PAN Pemenangan Pilkada Tahun 2024 di Jakarta, Kamis (9/5/2024) malam.

"Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama. Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa,” ucapnya.

“Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik. Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja, kok. Kita mau kerja. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia," kata Prabowo.

Prabowo berjanji akan bekerja untuk memberi kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Sebab ini merupakan komitmennya ketika terpilih menjadi pemimpin Indonesia.

"Saya yakin saudara tidak terima. Saya malu saya dikasih pangkat jenderal oleh rakyat. Saya dipilih oleh rakyat. Siang dan malam kita berpikir, saya berpikir, bagaimana rakyat Indonesia tidak ada yang lapar," ujarnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU