UCANEWS Duga Kepala Babi yang Dipotong itu untuk Wartawan Katolik Tempo

author Pahlevi

- Pewarta

Sabtu, 22 Mar 2025 14:13 WIB

UCANEWS Duga Kepala Babi yang Dipotong itu untuk Wartawan Katolik Tempo

Optika.id - UCANEWS (Union Catholic Asian News) menduga kiriman kepala babi busuk ke Kantor Tempo adalah untuk intimidasi seorang wartawan Katolik yang bernama Francisca Christy Rosana (Cica).

Francisca Christy Rosana bekerja di desk politik majalah berita Indonesia Tempo dan menjadi pembawa acara podcast populer. Rosana adalah salah satu dari tiga wartawan Indonesia yang mengikuti Paus Fransiskus dalam pesawatnya selama kunjungan ke negara-negara Asia-Oseania pada September tahun lalu.

Baca Juga: Juru Bicara Istana: Udah Dimasak Ajah, Koalisi Masyarakat Sipil desak Hasan Nasbi Dicopot

Di sisi lain UCANEWS menarasikan sikap Tempo, bahwa Tempo mengatakan bahwa paket - sebuah kotak karton yang dilapisi dengan Styrofoam - diterima pada tanggal 19 Maret. Paket itu ditujukan kepada "Cica", sebagai intimidasi dan mengganggu jurnalistik.

Lebih jauh UCANEWS mrnyitir Pemimpin redaksi Tempo, Setri Yasra, mengatakan bahwa tindakan itu adalah "upaya untuk mengintimidasi dan menghalangi jurnalisme".

"Kami akan mengambil langkah lebih lanjut," kata Yasra, menambahkan bahwa wartawan dilindungi oleh Undang-Undang No. 40 Tahun 1999, yang menjamin kebebasan pers dan perlindungan wartawan di Indonesia.

"Kebebasan pers tidak boleh ditakut-takuti, diganggu, atau diintimidasi dengan alasan apa pun, karena setiap media beroperasi di bawah peraturan yang ditetapkan oleh hukum," tambahnya.

Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengutuk tindakan itu sebagai tindak pidana.

"Tindakan terorisme... kemungkinan besar dilakukan oleh pihak-pihak yang merasa terjepit dan tidak mau bertanggung jawab," katanya.

Rahayu mengatakan bahwa jika ada keberatan terhadap laporan Tempo, peraturan pers memungkinkan "hak untuk membalas".

Baca Juga: Komnas HAM Kecam Peretasan Tempo, Soal Pemberitaan Penahanan Ferdy Sambo

Dia meminta "penyelidikan yang menyeluruh" untuk menghukum pelaku "agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aliansi Wartawan Independen dan Lembaga Bantuan Hukum Pers dalam pernyataan bersama mengutuk tindakan itu sebagai "serangan dan ancaman terhadap kepentingan publik, terutama hak publik untuk mendapatkan berita berkualitas di Indonesia".

Sebuah kelompok yang terdiri dari 44 akademisi, aktivis, wartawan, dan imam Katolik dari Sekolah Filsafat Driyarkara di Jakarta juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, "Kami bersama Tempo dan pekerja media".

Pater Otto Gusti Madung, rektor Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero, mengatakan bahwa "tindakan represif telah mulai muncul" di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Rosana menjadi terkenal di Indonesia setelah merayakan ulang tahunnya di pesawat paus tahun lalu. Paus Fransiskus mengucapkan selamat kepadanya, meletakkan tangannya di dahinya, dan memberkati dia.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap 13 Teroris Jaringan JAD dan JI

Dalam laporan Tempo, Rosana mengatakan bahwa dia mengatakan kepada paus, "Ini adalah hadiah terbaik dari Tuhan," dan "Tolong doakan negara saya, tolong doakan demokrasi di negara saya."

Pada Agustus tahun lalu, rekan pembawa acara podcast-nya, Hussein Abri Dongoran, memiliki mobilnya dirusak oleh orang-orang yang tidak diketahui. Penyelidikan belum membuat kemajuan yang signifikan.

Terdapat 17 kasus serangan terhadap wartawan pada tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Aliansi Wartawan Independen. Pada tahun 2024, mereka mencatat 74 kasus, turun dari 101 kasus pada tahun 2023.

(Diambil dari UCANEWS, 21, 03, 2025 11:09 AM)

Tulisan: Aribowo

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU