Alasan Ketahanan Pangan, Bulog lzinkan Impor

author angga kurnia putra

- Pewarta

Kamis, 25 Nov 2021 22:41 WIB

Alasan Ketahanan Pangan, Bulog lzinkan Impor

i

Alasan Ketahanan Pangan, Bulog lzinkan Impor

Optika.id-Perum Badan Urusan Logistik ( Bulog ) tak mempermasalahkan sumber pangan yang digunakan untuk menjaga ketahanan pangan. Sepanjang untuk menjaga ketahanan pangan, impor sekalipun bisa dilakukan.

"Baik dari impor atau dalam negeri tidak masalah. Artinya secara ketahanan pangan terpenuhi. Tapi tetap selama ini kami mengutamakan kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri," kata Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Muhammad Suyamto saat webinar Kadin, Rabu (24/11/2021).

Baca Juga: Pengamat Pertanian: Kenaikan Harga Beras Adalah Hal yang Anomali

Suyatno menambahkan, peran Bulog untuk menjaga ketahan pangan nasional memiliki tiga strategi. Pertama menjaga stok tertentu dengan menyerap produksi dalam negeri, menyerap produksi petani, dan menjaga stabilitas harga.

"Di sisi produsen kami melakukan penyerapan dari petani supaya harga lebih stabil. Dari situ kami simpan sebagai stok cadangan beras pemerintah. Setelah disimpan kami akan distribusikan. Kita pastikan bahwa seluruh Indonesia stock cukup untuk kebutuhan masyarakat di masing-masing wilayah," sambungnya.

Jika mekanisme itu tercapai, seharusnya harga bahan pangan, terutama beras, yang ada di pasaran memiliki harga yang stabil. Pasalnya, pemerintah memiliki stok untuk mengantisipasi lonjakan harga yang ada di pasar.

"Stok kami lakukan untuk stabilisasi harga. Pada saat harga naik, stok selalu siap. Kami lakukan operasi pasar," pungkasnya.

Di Cirebon Masih Banyak Stok Beras Menumpuk

Puluhan ribu ton beras masih menumpuk di gudang Bulog Cirebon. Ketiadaan penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) membuat stok beras yang ada sulit keluar.

Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Budi Sultika mengatakan, stok beras yang masih tersimpan di gudang Bulog Cirebon saat ini ada 80 ribu ton.  Dari jumlah tersebut, sekitar 2.000 ton di antaranya merupakan beras impor dari Vietnam yang masuk pada 2018 silam.

"Ada juga stok dari hasil pengadaan 2021 sebanyak 33 ribu ton, kata Budi, Rabu (24/11/2021).

Budi menyebutkan, target pengadaan Bulog Cirebon pada 2021 mencapai 77 ribu ton. Dari jumlah tersebut, baru tercapai 33 ribu ton.

Baca Juga: Panen Raya Sudah Dimulai, Bapanas Klaim Harga Beras Bakal Segera Turun

Pengadaan beras itu diperoleh dari hasil panen rendeng (hujan) saat harga gabah jatuh. Sedangkan saat panen gadu (kemarau), harga gabah sudah melebihi harga pembelian pemerintah (HPP).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Budi menyatakan, menumpuknya stok di gudang itu terjadi sejak tidak ada program raskin. Beras yang masuk dari hasil penyerapan, tidak sebanding dengan beras yang dikeluarkan sehingga akhirnya menumpuk di gudang.

Saat ini, lanjut Budi, pihaknya sedang berusaha mencari jalan agar stok beras yang ada di gudang bisa segera keluar. Salah satu dengan berkoordinasi dengan instansi terkait agar dapat diupayakan bersama untuk menyalurkan beras tersebut.

Budi menyatakan, stok yang menumpuk saat ini harus segera bisa keluar. Apalagi, saat ini para petani sudah mulai memasuki musim tanam rendeng 2021/2022.

Di saat musim rendeng, harga panen biasanya akan jatuh. Dalam kondisi seperti itu, Bulog Cirebon akan membeli beras maupun gabah petani, dengan kualitas yang sudah ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Pengamat Ekonomi Sebut Pemerintah Gagal Mengelola Harga Pangan

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU