Dampak Buruk Perceraian pada Anak Secara Psikologis

author optika

- Pewarta

Selasa, 08 Mar 2022 14:56 WIB

Dampak Buruk Perceraian pada Anak Secara Psikologis

i

word-image

Optika.id - Semua orang yang menikah tentunya berharap bahtera pernikahannya berjalan lancar. Namun, terkadang ada beberapa situasi, contohnya kekerasan di dalam rumah tangga (KDRT) atau perselingkuhan di antara hal-hal lainnya, yang kemudian berujung pada perceraian, Selasa (8/3/2022).

Permasalahan pasca perceraian pun pasti akan datang, apalagi jika kamu dan pasangan sudah memiliki anak. Kamu harus memikirkan baik-baik efek perceraian bagi anak yang kebanyakan buruk bagi sisi psikologisnya.

Baca Juga: Anak Korban Bullying Wajib Diberi Pendampingan

Anak akan merasa keluarganya sudah tidak lagi sempurna, sehingga akan muncul rasa iri terhadap teman-teman sepermainannya yang sering kali menghabiskan waktu bersama kedua orangtuanya. Anak akan merasakan sedih dan kecewa yang cukup dalam ketika mengetahui kedua orang tua mereka akan bercerai.

Imbas dari perceraian tidak hanya dialami oleh pasangan, anak pun juga bisa merasakannya. Biarpun dari luar anak tampak terlihat netral atau biasa saja saat tahu orang tuanya bercerai, tetapi ini bukan berarti anak tersebut tidak mengalami kesulitan dalam lingkup sosial, emosional, atau akademik.

Efek psikologis perceraian pada anak kerap menjadi kekhawatiran orang tua, bahkan sebelum mengambil keputusan untuk berpisah. Hal ini karena tidak menutup kemungkinan ada beberapa dampak perceraian terhadap psikologis yang dialami oleh anak, antara lain:

1. Prestasi Akademik Menurun

Sebuah penelitian ilmiah Lowa State University menunjukkan bahwa, usia anak saat menghadapi masa perceraian orang tua ternyata memberikan pengaruh berbeda pada pencapaian akademisnya lho, Moms.

Diketahui bahwa anak yang masih berusia di bawah 18 tahun saat orang tua bercerai memiliki kemungkinan meraih gelar sarjana 35% lebih rendah, bila dibandingkan dengan anak yang sudah berusia di atas 18 tahun saat melalui masa perceraian.

Selain karena berkurangnya waktu berkualitas dan bimbingan dari salah satu orang tua, perubahan kondisi finansial keluarga setelah perceraian juga menjadi faktor lain yang sering menjadi hambatan anak dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Kehilangan Keinginan untuk Berinteraksi Sosial

Dampak perceraian juga dapat mempengaruhi hubungan sosial anak dengan lingkungan sekitarnya.

Akibat perceraian atau peran orangtua yang hilang, sebagian anak akan melepaskan rasa kegelisahan mereka dengan bertindak agresif.

Tindakan agresif yang bisa anak lakukan adalah perilaku bullying (perundungan). Jika orangtua membiarkannya, hal ini dapat memengaruhi hubungan anak dengan teman sebayanya

3. Kualitas Kehidupan yang Rendah

Anak-anak yang kedua orang tuanya bercerai biasanya mengalami penurunan kualitas kehidupan. Hal ini disebabkan uang saku mereka berkurang, karena orangtua mereka sudah enggan berkomunikasi untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup sang anak.

4. Penurunan Akademik

Menurut beberapa penelitian, anak-anak korban perceraian akan mengalami masalah perilaku. Kegiatan belajar mereka cenderung tidak lagi ada yang mengontrol, sehingga berdampak pada kemampuan akademik mereka.

5. Kesepian

Ini adalah salah satu dampak psikis yang pasti terjadi pada anak korban perceraian. Rasa kesepian inilah yang akan sangat mencolok, sebab mereka akan merasakan kehilangan salah satu orangtuanya.

6. Mudah Terpengaruh Hal Negatif

Baca Juga: Akar Masalah Struktural Hingga Kultural Perundungan Anak di Sekolah

Dampak perceraian juga menyebabkan anak yang beranjak remaja mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk yang ditemuinya dalam pergaulan. Seperti merokok, minum alkohol, dan narkoba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini disebabkan anak merasa tidak lagi diperhatikan oleh orang tuanya yang sibuk dengan masalah rumah tangga.

Terlebih, jika perceraian melalui proses yang tidak mudah sehingga masing-masing orang tua membutuhkan waktu untuk memulihkan dirinya sendiri sehingga mereka mengabaikan anak-anaknya.

7. Menjadi Lebih Posesif

Dampak perceraian terhadap anak akan membawa mereka lebih posesif dalam lingkungan pertemanan atau percintaan.

Hal ini karena anak broken home secara emosional lebih haus kasih sayang karena tidak mereka dapatkan dari keluarganya. Selain itu, anak broken home juga cenderung memiliki rasa cemburu yang berlebihan pada orang di sekitarnya.

8. Kehilangan Fokus dalam Beraktivitas

Karena anak lebih bergantung pada orang tuanya, perceraian membuat mereka mudah kehilangan fokus untuk melakukan kegiatan apapun. Anak akan mudah cemas, tegang, gugup, dan merasa sulit untuk berkonsentrasi pada hampir semua hal, terutama dalam belajar.

Mereka juga akan kehilangan minat pada kegiatan apa pun yang membuat hatinya senang.

Baca Juga: KPPPA Minta Kasus Perundungan Sekolah Internasional Binus Diselesaikan dengan UU Pidana Anak

9. Menimbulkan Masalah Perilaku

Anak mungkin akan menjadi pribadi yang emosional, antisosial, mudah kehilangan kesabaran, dan memiliki perilaku menyerang. Ini juga menjadi dampak perceraian orang tua.

10. Depresi

Depresi tidak mengenal usia. Bahkan anak-anak kecil bisa merasakan depresi saat mereka merasa sangat sedih atas perceraian orang tuanya. Risiko depresi ini lebih tinggi pada anak yang menyaksikan perceraian dan mengerti apa artinya.

Menurut banyak penelitian, perceraian orang tua adalah adalah satu faktor penyebab seseorang memiliki gangguan bipolar.

Selain itu, pada balita dan anak-anak prasekolah antara usia 18 bulan dan 6 tahun menunjukkan rasa depresi dengan kembali ke perilaku seperti menempel, mengompol, mengisap jempol, dan amarah.

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Pahlevi

[removed][removed]

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU