Optika.id - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adinggar mengungkapkan bahwa transferan uang dari pekerja migran ke Indonesia atau remitansi memiliki dampak yang cukup positif terhadap ekonomi, khususnya dalam penurunan kemiskinan.
Mengutip dari laporan Bank Dunia, pihaknya menyebut jika uang yang dikirim oleh pekerja migran ke keluarga berdampak pada penurunan kemiskinan di negara pekerja migran tersebut tinggal, khususnya di wilayah kantong imigran.
Baca Juga: APINDO Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tak Berkualitas, Karena Apa?
Karena gajinya ditransfer ke keluarganya tersebut dan keluarganya bisa keluar dari jebakan kemiskinan, ungkapnya dalam Pencanangan Kolaborasi Satu Data Migrasi Internasional untuk Indonesia Emas 2045, di Gedung BPS, Rabu (20/12/2023).
Adapun menurut Amalia, migrasi yang dilakukan oleh para pekerja migran ini semata-mata bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik serta membeirkan implikasi terhadap keluarganya.
Misalnya, remitansi dari warga negara Nepal yang bekerja di Malaysia dan Arab yang mampu mengurangi kemiskinan hingga 40% hanya dalam kurun waktu 2001 2011 saja.
Sementara itu, di Indonesia sendiri Amalia menjelaskan bahwa rumah tangga yang menerima remitansi mempunyai kemungkinan lebih kecil untuk menjadi miskin. Pasalnya, hal tersebut diakibatkan oleh adanya peningkatan konsumsi serta kualitas pendidikan yang lebih baik daripada yang tidak mendapatkan remitansi.
Lebih lanjut, dalam kesempatan yang sama, Ateng Hartono selaku Deputi Bidang Statistik Sosial mengungkapkan dalam lima tahun terakhir, berdasarkan studi yang ada, remitansi berkontribusi sebesar 0,86% hingga 1,07% terhadap pertumbuhan ekonomi atau produk domestic bruto (PDB) untuk kemiskinan.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Melemah di Tahun Pemilu?
Dengan kata lain, harus ada pencanangan kolaborasi yang nantinya dibentuk dalam satu portal yang dirasa bisa membantu pemetaan pekerja migran sekaligus menangani kemiskinan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melalui kolaborasi portal ini kami bisa untuk memetakan, belum dihitung secara detailnya. Namun, menurut bank dunia kontribusinya besar, katanya kepada awak media.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan dari Bank Dunia, tercatat bahwa migrasi paling banyak dilakukan oleh penduduk dari negara-negara yang berpenghasilan menengah ke rendah menuju negara maju atau yang lebih baik.
Bank Dunia, per 2020, melaporkan jumlah orang yang datang ke negara berpendapatan tinggi meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan data pada tahun 1960 yang mana rerata negara tujuan utama para pekerja migran ini adalah Gulf Cooperation Council (GCC) yang 88% nya ke Arab Saudi.
Baca Juga: Diminta Lunasi Biaya Penempatan, Pemerintah Dinilai Pelit dan Perhitungan ke PMI
Sementara itu, orang Indonesia yang low skilled-migrant yang bermigrasi ke negara maju seperti Amerika Serikat mampu meningkatkan penghasilannya sebanyak 500% dibandingkan mereka yang tidak melakukan migrasi.
Adapun, Bank Dunia mencatat per 2017 terdapat 9 juta pekerja migran Indonesia di luar negeri. Namun, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) hanya mencatat 4,76 juta PMI legal sepanjang 2007 hingga Juli 2023.
Editor : Pahlevi