Konflik Kepentingan Vs Tidak Krasan

author Dani

- Pewarta

Sabtu, 03 Feb 2024 06:58 WIB

Konflik Kepentingan Vs Tidak Krasan

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Diiming-imingi HGU 500 tahun pun Investor Belum Mau Masuk

Surabaya (optika.id) - Judul tulisan saya diatas itu berkaitan dengan mundurnya pejabat lingkaran istana seperti Prof. Mahfud MD Menko Polhukam dan Deputi Staf Kepresidenan. Seperti diketahui Prof. Mahfud Md sudah menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Menko Polhukam secara langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Cawapres nomor urut 3 itu sebelumnya sudah sering mengemukakan bahwa beliau berencana muncur dari kabinet dan akhirnya bisa bertemu Jokowi di Istana Merdeka
Pantaun di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/2/2024), Mahfud selesai bertemu Jokowi pukul 17.10 WIB. Pertemuan berlangsung tertutup. Prof. Mahfud mengatakan Jokowi telah menerima surat pengunduran dirinya sebagai Menko Polhukam.

Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD menyampaikan tiga poin isi surat pengunduran diri sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) yang disampaikannya kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis (1/2/2024). Menurut Mahfud, poin pertama surat tersebut yakni menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang pada 23 Oktober 2019 mengangkatnya sebagai Menko Polhukam.

"Dan menyerahkan surat keputusan (SK) pengangkatannya dengan penuh penghormatan kepada saya dan penghormatan saya kepada beliau pada saat ini sehingga saya secara resmi dan dengan penuh hormat juga hari ini menyatakan minta atau memohon berhenti dengan sebuah surat itu," ujar Mahfud dalam keterangan pers di Kantor Presiden. Tapi inti dari pengunduran Prof. Mahfud itu adalah beliau tidak mau ada konflik kepentingan ketika maju menjadi cawapres di pemilu 2024 ini.

Setelah Mahfud M mengundurkan diri, selanjutnya menyusul Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani juga menyatakan mundur. Pengunduran diri Jaleswari terhitung mulai hari ini Kamis, 1 Februari 2024.

"Melalui siaran pers ini, saya Jaleswari Pramodhawardani menginformasikan pengunduran diri saya dari jabatan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan terhitung 1 Februari 2024," kata Jaleswari dilansir dari Antara.

Baca Juga: Di Tempat Saya Satu Bungkus Nasi Rp 5.000,-

Jaleswari menyampaikan secara formal proses permohonan pengunduran dirinya sudah diajukan kepada Presiden Joko Widodo melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jaleswari yang diketahui masuk dalam Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud Md sejak November 2023, menyatakan mundur karena tidak ingin dipersepsikan sebagai beban politik Presiden Joko Widodo.

"Alasan pengunduran diri saya didasari pada etika dan keyakinan yang saya harus pegang. Dalam hal ini, saya menyadari penuh bahwa saya perlu menghindari situasi dimana saya dapat dipersepsikan sebagai beban politik bagi Bapak Presiden maupun lembaga kepresidenan secara umum dikarenakan pilihan politik pribadi saya," tutur Jaleswari. Inti pengunduran diri Bu Jaleswari itu adalah soal etika.

Baca Juga: Komunikasi Politik Yang Menyentuh Perasaan

Khusus pengunduran diri Prof. Mahfud sebagai Menko Polhukan banyak menerima apresiasi dari masyarakat karena keberaniannya beliau keluar dari jajaran kabinet presiden dengan berbagai fasilitas negara yang diterimanya. Namun ada juga yang menyayangkan pengunduran dirinya mengingat mundurnya itu pada saat-saat terakhir, kalau di sepakbola mungkin pada saat injury time. Kalau mundurnya itu karena taktik strategi politik, maka pihak yang menyayangkan Prof. Mahfud MD mundur itu mengatakan bahwa “momen nya tidak dapat”, dengan merujuk pada waktu SBY mengundurkan diri dari kabinetnya Megawati lalu mendapatkan simpati masyarakat karena “terdholimi”. Pertanyaan berikutnya, kenapa Prof. Mahfud tidak mundur sejak namanya ditetapkan KPU sebagai calon wakil presiden.

Namun ada pendapat berbeda dari ekonom senior UI Faisal Basri yang mengatakan bahwa menteri-menteri kabinet pak Jokowi itu pada ingin mundur karena merasa tidak “krasan” atau tidak nyaman dengan sikap pak Jokowi yang ikut cawe-cawe pilpres 2024 demi memenangkan putranya Gibran yang berpasangan dengan Let. Jen. Pur. Prabowo Subianto. Faisal menyebut nama, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono kemungkinan mundur dari kabinet. Menyusul ungkapan kekecewaan terhadap Pemerintahan Jokowi yang dianggap tidak netral pada pemilihan presiden. Pengunduran seorang pejabat atau karyawan di satu institusi memang dilandasi banyak alasan, salah satunya adalah tidak krasan atau tidak betah disebabkan adanya “Tocic Work Environment” atau lingkungan yang tidak nyaman di pekerjaan, misalnya banyaknya kasak kusuk tentang pribadi, rekan kerja yang tidak mau berbagai data atau informasi, atau ada teman yang tidak memiliki kemampuan apa-apa, namun karena yang bersangkutan pintar – “Ngatok” bahasa Surabaya yang berarti cari muka pada pimpinan, maka yang bersangkutan dipromosikan kejenjang yang lebih tinggi dsb.

Tentu pihak istana langsung menyangkal desas-desus itu. Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana memastikan seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak membantu Presiden Jokowi di sisa masa pemerintahannya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU