Menimbun Email Bisa Sebabkan Stres dan Depresi

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 29 Feb 2024 10:42 WIB

Menimbun Email Bisa Sebabkan Stres dan Depresi

Kediri (optika.id) - Email, bagi para pekerja, menjadi medium yang kerap digunakan. Isi email pun beragam. Dari file laporan pekerjaan, foto, grafis, iklan, langganan, atau beberapa pemberitahuan lainnya yang jika dibiarkan maka lama kelamaan akan menumpuk.

Notifikasi serta file-file tersebut di awal-awal memang tidak menjadi masalah. Namun, setelah dia menumpuk cukup lama hingga ribuan, otomatis kita kewalahan untuk mengatasinya. Apalagi, jika email tersebut mencapai limitnya.

Baca Juga: Alami Baby Blues, Kapan Sebaiknya Ibu Pergi ke Psikolog?

Namun, tahukah kalian bahwa penimbunan digital, atau yang bisa disebut dengan sampah digital di email ini sebagai dampak dari pekerjaan dan file pribadi ini membuat kita merasa stress sama dengan kita mencoba mengatasi file-file yang berbentuk fisik?

Dalam penelitian berjudul Is Digital Hoarding a Mental Disorder? Development of a Construct for Digital Hoarding for Future IS Research dijelaskan bahwa penimbunan digital ini bisa terkumpul dan mengarah ke titik kehilangan perspektif yang akhirnya menghasilkan stress dan disorganisasi.

Darshana Sedera dan rekan penulisnya, Sachithra Lokuge dalam penelitian tersebut mewawancarai 846 orang yang terbiasa menimbun sampah digital ini serta tingkat stress yang mereka rasakan. Gangguan menimbun berkas yang terlalu banyak ini ternyata menyebabkan banyak orang susah membuat dan mengambil keputusan, serta bisa memunculkan masalah emosional seperti kesedihan dan kecemasan.

"Apa yang kami temukan sebenarnya, di ruang digital, tanpa sadar kita semua memasuki kondisi tertekan,” jelas Sedera, dikutip Optika.id, Kamis (29/2/2024).

Direktur kelompok riset penimbunan Universitas Northumbria, Nick Neave menyebutkan bahwa dia telah mengamati dan memperhatikan alasan kebanyakan orang menghapus penimbunan data atau file fisiknya juga serupa dengan alasan orang terhadap berkas digital.

Nick Neave, direktur kelompok riset penimbunan di Universitas Northumbria, mengatakan dia telah memperhatikan bahwa alasan kebanyakan orang dalam menyingkirkan penimbunan data atau file fisiknya juga sama dengan alasan orang di terhadap berkas digital.

"Ketika Anda berbicara dengan penimbunan fisik dan berkata, 'Mengapa Anda merasa sulit untuk menyingkirkan barang-barang? Salah satu hal pertama yang mereka katakan adalah, 'Yah, itu mungkin berguna di masa depan' yang itu persis sama dengan yang dikatakan orang-orang di tempat kerja tentang email mereka,” kata Neave.

Dalam penelitiannya yang berjudul, Digital hoarding behaviours: Underlying motivations and potential negative consequences, Neave dan kawan-kawannya menulis bahwa alasan orang bergantung pada efek digital itu beragam. Misalnya kemalasan, berpikir sesuatu itu berguna di kemudian hari, serta kecemasan apabila berkas itu masih ada mungkin akan berguna sebagai “amunisi” terhadap seseorang.

Baca Juga: Stres Pasca Pemilu Bayangi Pendukung yang Jagoannya Kalah, Bahaya Bagi Mental?

"Orang-orang sangat sadar bahwa ini adalah masalah, tetapi mereka terhambat oleh cara organisasi mereka untuk biasanya melakukan sesuatu. Mereka menerima banyak sekali email ini dan mereka tidak bisa menyingkirkannya dan berkas itu terus meningkat dalam banyak," kata Neave

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jadi bagaimana Anda bisa tahu jika Anda memiliki masalah penimbunan digital?

Mengutip dari BBC, Jo Ann Oravec seorang professor teknologi informasi dan pendidikan bisnis University of Wisconsin-Whitewater menjelaskan jika penimbunan file digital ini belum tentu mengenai jumlah file atau berkas yang kita simpan saja, melainkan juga perihal apakah kita mempunyai rasa kendali yang didukung secara empiris atas data tersebut.

Menurutnya, ketika seseorang mulai mengumpulkan lebih banyak data, maka lebih banyak dari kita akan kehilangan kendalinya atas tumpukan berkas ini.

“Murid-murid saya mengatakan kepada saya bahwa ini adalah perasaan disekuilibrium ketika mereka mulai melihat banyaknya foto yang mereka miliki,” katanya.

Baca Juga: Lama Perjalanan ke Kantor Bikin Depresi Karyawan

Jadi mengapa kita semua membiarkan tetap berada dalam kekacauan ini sejak awal?

Lebih lanjut, Oravec menilai jika salah satu godaan terbuka untuk melakukan penimbunan adalah platform semacam Google Drive. Pasalnya, mereka memfasilitasi seseorang untuk mengakumulasi file dengan mudah dan hampir tidak pernah meminta kita untuk meninjaunya.

“Perasaan bahwa sesuatu dapat diambil jika kita hanya menyimpannya di suatu tempat memberikan rasa aman yang salah," kata Oravec

Maka dari itu, dia berharap agar perusahaan teknologi bisa membantu untuk memperbaiki kecenderungan penimbunan digital tersebut. Dirinya juga percaya di masa depan nanti akan ada platform yang mengindeks serta mengakurasi semua data di seluruh perangkat yang serupa dengan bagaimana kontak di ponsel kita disinkronkan di seluruh aplikasi.

 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU