Israel Yang Memanfaatkan

author Pahlevi

- Pewarta

Selasa, 16 Jul 2024 06:50 WIB

Israel Yang Memanfaatkan

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Mengenang Sang Profesor Yang Santun

Surabaya (optika.id) - Kebrutalan pemerintah dan tentara Israel makin menjadi-jadi meskipun seluruh warga dan mayoritas negara-negara di dunia ini mengecamnya. Ratusan ribu masyarakat diberbagai kota besar negara-negara majupun turun kejalan memprotes perlakuan genosida Israel terhadap bangsa Palestina terutama di wilayah Gaza dan sampai saat saya menulis artikel ini sudah hampir 40.000 jiwa warga Gaza dibunuh tentara Israel menggunakan berbagai senjata modern, 40% nya adalah anak-anak dan bayi. Mereka yang protes kebiadaban Israel itu banyak yang beragama non-Muslim. Pengadilan internasional pun atas pengaduan negara-negara dunia antara lain Afrika Selatan sudah memutuskan Israel terbukti salah melakukan genosida.

Ada negara-negara Eropa yang mayoritas penduduknya beragama Nasrani seperti Irlandia dan Spanyol secara terang-terangan mengecam kebiadaban Israel itu. Perdana Menteri Spanyol secara tegas mengatakan ketidak setujuannya terhadap tindakan Israel yang disebut melanggar hukum internasional, beberapa anggota DPR Irlandia juga mengeluarkan kecaman yang sama. Para pemimpin negara-negara barat itu dalam menyampaikan kecamannnya terhadap Israel menunjukkan wajahnya yang serius dan marah.

Namun kita di Indonesia baru-baru ini disuguhi foto lima aktivis Nahdlatul Ulama yang dengan wajah-wajah ceria berfoto dengan presiden Israel. Tentu ini mengejutkan dan langsung Kementrian Luar Negeri RI menyampaikan pernyataannya bahwa sikap lima aktivis NU itu tidak mencerminkan sikap Indonesia yang keras menentang genosida Israel terhadap warga Palestina.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sendiri juga merespons lima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Tindakan tersebut dinilai tak memahami geopolitik, tak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU. Demikian disampaikan Ketua PBNU Savic Ali seperti dilansir dari NU Online, Senin (15/7/2024). Dia menegaskan, kunjungan kelima warga NU tidak atas nama organisasi. PBNU juga belum mengetahui atas dukungan pihak mana mereka berangkat ke Israel. Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan, katanya. Ditambahkan, meski mengatasnamakan kunjungan pribadi, sejauh ini mereka dikenal oleh sejumlah orang sebagai warga dan bahkan aktivis NU. Hal itu bisa memperburuk citra NU di mata publik. Padahal, lanjutnya, sikap PBNU sangat jelas sampai saat ini, berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel. 

Baca Juga: Pernyataan Provokatif Menteri Israel yang Berbahaya

Saya melihat tayangan TV dimana pakar hukum internasional dari UI Prof. Hikmahanto berpendapat bahwa kunjungan kelima aktivis NU itu tidak akan merubah sikap Indonesia yang menentang Israel, bahkan dia dengan tegas mengatakan bahwa Israel lah yang memanfaatkan kunjungan lima warga Nahdiyin itu mengingat NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saya sepakat dengan pendapat Prof. Hik itu sebab secara logika kenegaraan tidaklah mungkin seorang presiden suatu negara bersedia menerima lima warga negara biasa dari negara lain. Misalnya ada lima warga Myanmar yang menyampaikan uneg-unegnya ke presiden Jokowi kemungkinan besar kalau toh diterima maka bawahan pak Jokowilah yang menerimanya.  Berbeda dengan presiden Israel yang atas nasihat menteri-menterinya, kepala intelijennya dengan suka hati menerima kunjungan lima warga NU itu karena hal ini bisa dimanfaatkan untuk marketing gratis atau propaganda Israel ke negara-negara di dunia terutama negara-negara Muslim bahwa ada perwakilan dari organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memahami tindakan Israel melakukan self defence  atau pembelaan diri terhadap serangan Hamas 7 Oktober itu.

Foto rombongan warga NU dengan presiden Israel itu menjadikan aset yang sangat berharga bagi pemerintah Israel karena bisa digunakan upaya untuk menunjukkan pembenaran atas tindakannya selama ini terhadap bangsa Palestina. Foto itu tentu akan digunakan oleh kementrian luar negeri Israel dan lembaga intelijen Israel melakukan propagandanya yang luas keseluruh dunia.

Baca Juga: Demokrasi Seakan-akan..

Saya membayangkan pemerintah Israel itu juga menunjukkan pada utusan tidak resmi organisasi Islam terbesar di Indonesia ini foto-foto penderitaan bangsa Yahudi pada saat perang dunia ke II yang dikenal sebagai holocaust itu di Israel dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari warga Muslim.

Nampaknya semua pihak di negeri ini perlu memahami prinsip who is using who siapa yang memakai siapa. Dalam hal kunjungan lima aktivis NU itu saya sekali lagi sepakat dengan Prof. Hik bahwa Israel lah yang memakai atau memanfaatkan warga Indonesia untuk kepentingannya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU