ICAS 13: Soroti Perkembangan Kajian Bahasa dan Hubungannya dengan Masyarakat!

author Danny

- Pewarta

Kamis, 01 Agu 2024 21:51 WIB

ICAS 13: Soroti Perkembangan Kajian Bahasa dan Hubungannya dengan Masyarakat!

Surabaya (optika.id) - Konferensi internasional pada gelaran International Convention of Asia Scholars (ICAS) masih terus berlangsung pada Kamis (1/8/2024). Terdapat berbagai roundtable atau panel diskusi dengan topik dan isu beragam yang relevan dengan kondisi sosial masyarakat. 

Tema diskusi kali ini adalah Language, Media and Society I. panel ini membahas tentang perkembangan Bahasa dan media, serta kaitannya dengan masyarakat. Acara  ini berlangsung di Gedung ASEEC Tower Ruang A8.02, Universitas Airlangga, Kampus Dharmawangsa-B.

Baca Juga: Rangkaian Kegiatan SDGs Unair, Mulai dari SDGs School hingga Festival Kelulusan Peserta!

Perkembangan Kajian Bahasa di Indonesia

Gusti Ayu Praminatih dari IPB Internasional membuka sesi panel ICAS ini dengan paparan tentang hubungan bahasa yang membentuk citra masyarakat dan budaya. Ia menyampaikan bahwa kata sifat yang sering digunakan bersama dengan kata Bali, maka kata itu mampu menggambarkan Bali secara positif, khususnya dalam konteks wisata. 

Kata sifat yang mengikuti kata Bali selalu dikaitkan dengan kata sifat positif, tutut Gusti.

Dengan demikian, kata sifat yang melekat pada kata Bali menggambarkan nilai-nilai yang membentuk citra pulau tersebut. hal itu pada akhirnya yang memperkuat citra pulau Bali sebagai destinasi wisata terkenal.

Korpus data terkait kata sifat yang melekat dengan Bali ini dikembangkan bersama Prof. Dr. Dra. Ni Wayan Sartini, M. Hum dari Universitas Airlangga. Ke depannya, penelitian mengenai kata atau bahasa, termasuk jenis kata lainnya, akan terus berlanjut. hal ini karena bahasa memiliki peran penting dalam membentuk citra budaya di masyarakat.

Baca Juga: ICAS 13: Gelar Pameran Poster dengan Tajuk Sejarah-Budaya

Bahasa Kedua Di Berbagai Belahan Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dharmaraj dari Nanyang Technological University memaparkan bahwa Mandarin, Melayu, Tamil, dan Inggris ditetapkan sebagai empat bahasa resmi di Singapura. 

Adanya kebijakan pluralisme linguistik mengenai bahasa ibu juga dapat mempromosikan kemahiran bilingual dalam bahasa Inggris dan menunjuk bahasa ibu etnis resmi untuk setiap anak sekolah.

Baca Juga: ICAS 13: Bahas Asia Monsun dan Ajang Kolaborasi Internasional

Mandarin untuk Cina, Melayu untuk Melayu, dan Tamil untuk India, papar Dharmaraj.

Dharmaraj memaparkan bahwa ada beberapa cara untuk melestarikan Bahasa Tamil, yakni dengan melibatkan beberapa elemen. Salah satunya adalah melalui pendidikan bahasa Tamil di Singapura, bisa berupa buku pelajaran dan simposium bahasa ibu.

Penulis: Nuzula Maghfiro

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU