Gelombang Protes Akademisi Ramai-Ramai Nasehati Jokowi

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 05 Feb 2024 17:08 WIB

Gelombang Protes Akademisi Ramai-Ramai Nasehati Jokowi

Surabaya (optika.id) - Gelombang protes dari kalangan akademisi terhadap maneuver-manuver politis Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang cawe-cawe bahkan secara terang-terangan di Pilpres 2024 kian membesar dan meluas hingga ke berbagai daerah. Terbaru, ada civitas akademika Universitas Airlangga (UNAIR) yang merilis manivesto untuk mengingatkan agar Jokowi berhenti cawe-cawe di ajang kompetisi elektoral lima tahunan ini.

Adapun isi dari manifesto civitas akademika UNAIR tersebut adalah mereka mengecam segala bentuk praktek pelemahan demokrasi. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan harusnya merawat prinsip-prinsip etika republic dengan tidak menyalahgunakan kekuasaan, menggunakan fasilitas dan alat negara untuk kepentingan kelompok tertentu, dan menghentikan segala praktek pelanggengan politik kekeluargaan,

Baca Juga: Usai Putusan MK, Momen Partai Kecil Bangkit dengan Anies-PDIP

Kedua, mereka mendesak presiden dan aparat negara untuk selalu menghormati dan menjamin kemerdekaan atas hak-hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial budaya bagi tiap warga negara.

Kebebasan berbicara, berekspresi, dan pengelolaan sumber daya alam, karena negara Indonesia ini milik segenap rakyat Indonesia, bukan segelintir elite penguasa, bunyi manifesto itu, dikutip Optika.id, Senin (5/2/2024).

Ketiga, mendesak penyelenggaraan pemilu yang langsung, umum, bebas, jujur dan adil (Luber-Jurdil) tanpa intervensi penguasa, kecurangan, kekerasan dan mengutuk segala bentuk politik uang yang dilakukan oleh peserta pemilu. Di sisi lain, partai politik (parpol) juga perlu mereformasi diri dalam menjalankan fungsi artikulasi, agregasi, dan pendidikan politik bagi warga negara.

Terakhir, mereka mengecam segala bentuk intervensi dan intimidasi terhadap kebebasan mimbar-mimbar akademik di Perguruan Tinggi.

Perguruan tinggi seharusnya senantiasa menjawa marwah, rasionalitas, dan kritisisme para insan civitas akademika demi tegaknya republik, imbuhnya.

Netralitas yang Lain di Mulut, Lain di Hati ala Jokowi

Menanggapi banyaknya genderang perang yang ditabuh oleh para akademisi dari berbagai kampus di Tanah Air, Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Muradi, menilai bahwa ada tiga faktor yang melatarbelakangi kalangan akademisi kampus ramai-ramai menyampaikan petisi hingga manifestonya.

Pertama adalah pernyataan Jokowi yang selalu kontradiktif alias lain di mulut lain di hati perihal netralitas dia di Pilpres 2024.

Baca Juga: Pakar Hukum: Cawe-cawe Jokowi Harusnya Haram!

Yang kedua, ada indikasi kuat bahwa lembaga negara menebar bantuan sosial (bansos) untuk memuluskan elektabilitas salah satu kontestan pilpres. Hal ini ramai disorot karena anggaran untuk bansos bernilai fantastis melebihi anggaran untuk bantuan Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketiga, intervensi intens Jokowi ke kalangan partai dan organisasi masyarakat untuk mengarahkan dukungan mereka ke Prabowo-Gibran sudah terlalu kentara dan massif akhir-akhir ini.

"Sebagai contoh, misalnya, yang dialami teman-teman PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ini membuat NU terbelah. Kalau Muhammadiyah, jauh lebih otonom. NU di permukaan netral, tetapi kemudian ada pemecatan Ketua PCNU Jawa Timur dan terjadi penekanan- penekanan secara hukum," ucap Muradi, Senin (5/2/2024).

Protes kalangan cendekiawan menurut Muradi tidak bisa dianggap remeh. Apabila tidak direspon secara serius oleh Jokowi, maka tak bisa dibendung kemarahan kampus-kampus itu terhadap Jokowi berpotensi menjadi gelombang aksi unjuk rasa besar. Dia yakni bahwa kelompok mahasiswa akan kembali turun ke jalan.

"Kalau ini (manuver Jokowi) terus bergulir sampai 14 Februari, maka saya meyakini bahwa siapa pun pemenangnya, dalam konteks politik, itu tidak cukup legitimate. Apalagi, yang menang adalah yang didukung Jokowi. Jika ini tidak disikapi secara bijak, gelombangnya bisa lebih besar," ujar dia. 

Baca Juga: Guru Besar UGM Prediksi Jokowi Kembali Cawe-Cawe di Pilkada

TPN Ganjar-Mahfud Apresiasi Akademisi

Dihubungi secara terpisah, menurut keterangan dari Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), Chico Hakim mengapresiasi gelombang protes kalangan akademisi terhadap Jokowi baru-baru ini. Dia menilai, Jokowi saat ini telah memakai cara-cara lancung yang melanggar etika serta prinsip keadilan demi memenangkan salah satu pasangan kandidat.

"Kami (TPN) melihat kalangan akademisi dan intelektual ini sudah mengkritik sejak putusan MK nomor 90. Kami mengapresiasi sikap mereka yang kritis," kata politikus PDI-Perjuangan itu dalam keterangannya, Senin (5/2/2024). 

Lebih lanjut, dirinya juga menjelaskan bahwa kader-kader PDIP di lapangan saat ini berusaha keras untuk menjaga basis suara Ganjar-Mahfud agar tidak digembosi oleh maneuver-manuver Jokowi yang semakin nyata terlihat. Dia juga tak menampik bahwa upaya yang dia lakukan tidaklah mudah karena harus berhadapan oleh penguasa.

"Hal ini tidak mudah, tetapi kader kami di lapangan tetap berjuang untuk itu, demi demokrasi," imbuh dia.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU